Wali kota Bandung, Yana Mulyana |
Head Of MUFPP, Filippo
Gavazzeni bahkan mengapresiasi gerakan yang dilakukan di Kota Bandung dalam
penyediaan lahan untuk ketahanan pangan.
"Memang betul, karakteristik tanah menjadi bagian terpenting dalam urban farming khususnya tematik," tuturnya di Pendopo Kota Bandung, Sabtu 6 Agustus 2022.
Ia mengakui, Kota Bandung
mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri di wilayah masing-masing.
"Bisa dilihat bahwa
Kota Bandung memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Ini bagus soalnya jadi contoh
banyak kota negara mau mengimplementasikan di negara masing-masing,"
ujarnya.
Wali Kota Bandung, Yana
Mulyana mengatakan, saat ini terdapat lebih dari 300 kelompok Buruan Sae di
Kota Bandung.
Harapannya gerakan
tersebut bisa masif juga dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat.
"Lebih dari 300
kelompok, rata-rata mandiri berikut ada juga pendamping oleh dinas maupun
perguruan tinggi juga berbagai pentaheliks," kata Yana.
Saat konferensi, para
peserta juga sempat diajak mengunjungi sejumlah titik Buruan Sae.
"Sudah berkunjung ke
spot Buruan Sae, konsep ini sebagai urban farming, memicu 7 kota di Indonesia
mentandatangani bersama MUFPP sebagai semangat memenuhi kebutuhan pangan yang
bisa terlaksana," tuturnya.
Sementara itu, Kepala
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar
menyampaikan, apresiasi terus diberikan oleh MUFPP selama agenda dua hari yang
lalu sukses dilakukan.
"Apresiasi kepada
Kota Bandung karena mereka tidak nyangka acaranya sukses, juga di hari kedua
saat kunjungan. Hari pertama persentasi tentang Buruan Sae itu bisa dibuktikan
langsung," tuturnya.
Atas ketertarikannya,
pihak MUFPP mengundang orang nomor satu di Kota Bandung ini untuk menyebarluaskan
Buruan Sae dikancah internasional.
"Mereka tertarik dan
mengundang pak wali kota ke Rio Dejenerio untuk menyebarluaskan tentang Buruan
Sae ke banyak negara. Ini jadi langkah kongkrit melihat hasilnya jadi bisa
menginspirasi kota lainnya," tutur Gin Gin.
Dari hasil konferensi
itu, terdapat 6 rekomendssi yang nantinya akan dibahas pada acara puncak di
Bali oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
"Jadi segala hasil
yang diberikan semacam rekomendasi ada 6 poin itu nanti dibahas. Adapun agenda
pembicaraan akhir bulan Agustus di Bogor, juga bagian agenda puncak oleh
presiden RI di Bali pada bulan November," ujarnya.
Sebanyak 6 rekomendasi
itu secara umum seperti penanganan pangan perlu ikut andil pemerintah. Juga
terdapat kolaborasi yang bisa ditingkatkan untuk pengembangan pangan.
Ada juga untuk mencapai
keadilan pangan global yang berkelanjutan sangat penting untuk pertumbuhan dan
stabilitas global, maka dari itu pentingnya mempercepat pengembangan dan
penyebaran program untuk generasi muda di sektor pertanian di perkotaan dan
pinggiran kota.
"Kolaborasi antar
kota di dunia bisa ditingkatkan. Satu satunya bergerak bersama, supaya
pemerintah dan stakeholder lain ikut dalam penanganan pangan," bebernya.
(yan/red).