Pemkot Bandung dan PT. Telkomsel dalam acara peluncuran program Internet BAIK |
Rangkaian kegiatan ini berlangsung
sejak Januari-Agustus 2022 secara hibrid. General Manager CSR Telkomsel, Andry
P. Santoso menyampaikan, dalam rangkaian Internet BAIK ini keseluruhan materi
yang disampaikan mengenai peran keluarga terutama orang tua dalam membimbing
anak menjelajahi dunia digital.
"Percepatan teknologi sama
seperti pisau bermata dua. Saat kita pakai menggunakan hal baik, maka akan
berdampak baik bagi kita, tapi bisa juga sebaliknya. Melalui program ini, kita
ingin memberikan satu stimulus bagi masyarakat Indonesia," jelas Andry
pada Kamis, (4/8/2022) di Bandung Creative Hub.
Ia menambahkan, sudah sejak 2016
Telkomsel menggalakkan program Internet BAIK. Sebelum pandemi, program ini
dilakukan secara luring dengan berkunjung ke sekolah-sekolah di seluruh
Indonesia.
"Kita lewat offline, datang ke
sekolah-sekolah di Indonesia. Kita bertemu orang tua murid, guru, dan
anak-anak. Kita buat workshop di bebagai daerah dengan tematik berbeda,"
ujarnya.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2018 menunjukkan, lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15
tahun mengalami gangguan mental emosional. Lalu, lebih dari 12 juta penduduk
berusia di atas 15 tahun mengalami depresi.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Darto AP mengatakan, 2021
terdapat belasan anak yang bertemu tenaga ahli medis karena mengalami masalah
ketergantungan gadget.
"Belasan anak mengunjungi
RSKIA/RS Bandung Kiwari karena mengalami masalah ketergantungan gadget. Bahkan,
ada pula yang mendapat perawatan di RS Cisarua," ucap Darto.
Menurutnya, hal ini terjadi karena
literasi digital dalam masyarakat terutama anak remaja masih tergolong rendah.
Padahal, kapasitas internet kota berjalan lebih cepat daripada literasi digital
masyarakat.
Warga yang mendapatkan manfaat Internet Baik |
"Ada bapak yang kecanduan
pornografi, ada juga balita di bawah 3 tahun yang kecanduan dengan gadgetnya.
Ini perlu diurai bersama, meski tidak mudah tapi insyaAllah bisa kita urai
bersama," ungkap Siti.
Ia menuturkan, salah satu cara untuk
mengurai persoalan tersebut dengan menciptakan komunikasi yang baik dalam
keluarga. Keluarga harus saling menyediakan waktu bersama satu sama lain.
"Menatap, mendengar, berbincang. Keluarga ini merupakan institusi yang bisa mengantarkan peradaban terbaik bagi manusia," jelasnya.
Baginya, tak hanya sosok ibu yang hadir,
tapi juga peran ayah sangat penting dalam menjaga kesehatan mental di era
digital. Apalagi Indonesia termasuk sebagai fatherless country.
"Sosok ayah ada, tapi
kehadirannya tidak ada. Ruang komunikasi positif dalam keluarga harus
dilahirkan terutama di masa society 5.0," katanya.
"Kehadiran ayah sangat penting
untuk membantu ibu mendidik anak, terutama dalam iman dan takwanya,"
imbuhnya. (din/red).