Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, Sis Sri Silvia Dewi |
Kepala Sekretariat
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, Sis Sri Silvia Dewi menyebut,
upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bandung hadir lewat peran seluruh pihak
di Kota Bandung.
Ia mencontohkan, di level
kewilayahan ada organisasi Warga Peduli AIDS. Aktivasinya beragam, dan meliputi
kegiatan sosialisasi untuk masyarakat agar bisa mencegah penularan HIV/AIDS.
“Proses penjangkauan dan juga
sosialisasi dilakukan dengan melibatkan unsur kewilayahan,” ujar Sis kepada Humas Pemkot Bandung.
Berbagai aktivitas saling
terintegrasi pun dilakukan di dalamnya. Mulai dari penjaringan dengan
melibatkan unsur masyarakat, sosialisasi ke semua kalangan usia, juga tindak
lanjut yang melibatkan SKPD di Kota Bandung.
Lebih lanjut, ia menyebut hadirnya
aktivasi pencegahan dan penanggulangan penularan HIV/AIDS juga dibarengi proses
penjaringan para penyintasnya.
Menurut Sis, proses penjaringan
dilakukan agar penyintas HIV/AIDS dapat diberi tindakan lebih lanjut, seperti
pengobatan.
Proses pengobatan ini nantinya bisa
mencairkan fenomena gunung es kasus HIV/AIDS di Kota Bandung.
“Perlu diketahui, jika di satu
wilayah terdapat angka kasus HIV/AIDS yang tinggi, maka (fenomena) gunung esnya
bisa dicairkan (karena sudah terjaring untuk kemudian dilakukan proses
pengobatan),” ungkapnya.
Secara akumulatif sepanjang 1991
hingga 2021, tercatat 5.843 warga Kota Bandung sudah terjaring dan menjadi
penyintas HIV/AIDS.
Namun, proses penjaringan tetap
dilakukan agar penyintas yang belum terjaring dapat segera terjaring dan
mendapat penanganan (diobati).
Lebih lanjut, Sis juga menyebut
pekerjaan rumah berikutnya ialah mendobrak stigma tentang penyintas HIV/AIDS.
Sudah jadi rahasia umum, penyintas HIV/AIDS mendapat stigma tak punya lagi
harapan hidup.
Padahal kata Sis, dukungan terhadap
penyintas menjadi sangat penting dalam proses pengobatannya.
Proses pengobatan ini juga, kata
Sri, menjadi salah satu hal penting agar para penyintas dapat melakukan
aktivitas normal, dan juga memutus mata rantai penularan penyakit ini.
Ia juga mengingatkan kepada
masyarakat Kota Bandung, agar tak perlu takut untuk mengikuti tes.
“ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) punya harapan hidup yang sama seperti kita,” pesannya. (ray/red).