Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani |
Kepala
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota
Bandung, dr. Ira Dewi Jani menyampaikan, target BIAN sampai akhir Agustus ini
diharapkan bisa mencapai 95 persen.
"Pelaksanaannya
harus selesai di Agustus dengan target 95 persen. Tapi, nanti ada satu bulan
lagi di September untuk kita lakukan sweeping. Kalau ternyata masih belum
memenuhi target, kita kejarnya di bulan September," ujar Ira kepada Humas
Kota Bandung, Selasa (2/8/2022).
Ia
menyebutkan, terdapat dua kegiatan yang dilakukan dalam program BIAN kali ini.
Pertama, imunisasi wajib campak rubella.
Jika di
bulan Agustus ini ada anak berusia 9-59 bulan dalam kondisi sehat dan tanpa
memandang status imunisasi sebelumnya, maka dia harus mendapatkan imunisasi
campak rubella.
Selain itu,
akan dilakukan pengecekan pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk
memastikan imunisasi dasar anak.
"Jika
sudah lengkap, berarti di bulan Agustus ini dia cuma dapat imunisasi campak
rubella. Tapi kalau ada imunisasi lengkap yang terlewat, dia harus diberikan
vaksinasi kejar," ucapnya.
Lalu yang
kedua, pada BIAN tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga memperkenalkan
multiple injeksi bagi anak. Jika ada anak yang berusia 12-59 bulan di Agustus
ini belum mendapatkan imunisasi dasar, maka saat datang ke fasilitas kesehatan
akan diberikan lebih dari satu suntikan secara sekaligus di lokasi yang
berbeda.
"Misalnya
satu di tangan, satu di kaki, seperti itu. Beberapa jenis imunisasinya ada oral
polio vaksin, injeksi polio vaksin, imunisasi pentavalen (DPT-hemofilus
influenza B, dan hepatitis B)," sebutnya.
Ira
mengatakan, RW 8 Cicendo menjadi lokasi pertama kali uji coba skema multiple
injeksi. Ternyata ditemukan beberapa anak yang belum mendapatkan imunisasi
karena faktor pandemi yang terjadi dua tahun belakangan.
"Jadi,
anak-anak ini kemarin dapat oral polio vaksin, campak rubella, IPV.
Alhamdulillah anaknya tetap sehat. Multiple injeksi ini memang sudah
direkomendasi oleh WHO dari dulu. Tapi, di Indonesia memang belum berjalan
dengan masif dan serentak," ungkapnya.
Ira
menambahkan, sampai saat ini program BIAN masih dilakukan di posyandu dan rumah
sakit Kota Bandung. Imunisasi ini tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis
dan dijamin oleh pemerintah.
"Bukan
karena gratis berarti vaksinnya jelek ya. Tapi, menurut pertimbangan
pemerintah, lebih efisien dan ekonomis saat kita mencegah daripada
mengobati," tuturnya.
"Sebab
biaya pengobatan anak yang sudah tertular penyakit-penyakit yang bisa kita
cegah dengan imunisasi itu jauh lebih besar daripada biaya pembelian
vaksin," imbuhnya.
Sehingga,
ia mengimbau bagi seluruh masyarakat Kota Bandung yang memiliki anak berusia
9-59 bulan untuk ikut serta berpartisipasi dalam program BIAN bulan ini. (din/red).