Rombongan Komisi II DPRD Jabar sedang berdialog dengan Kelompok Tani Binaan UPTD PAP-LWU |
Menurut penuturan kelompok tani pembibitan budidaya ikan Bandeng atau Nener,
bahwa mereka mengeluhkan banyaknya bibit/
benih Nener yang mati sekitar 50 persn.
“ Mereka (Kelompok Tani-red)
mencerikan awal pengembangan budidaya benih bandeng/ nener hampir sebanyak 50
persen benih bandeng mati. Hal ini mungkin karena disebabkan penurunan kualitas
dan sumber daya air, seperti, ketidakstabilan
lingkungan dan penerapan sistem terbuka tanpa tandon dan treatment air serta
banyaknya burung pemangsa ikan-ikan kecil".
Hal ini disampaikan Mang Agam sapaan
Mirza Agam Gumay saat dihubungi terkait hasil kunjungan kerja rombongan Komisi
II DPRD Jabar ke UPTD Perikanan Air
Payau dan Laut Wilayah Utara yang terletak di Kabupaten Karawang, Jum'at,
(02/09/22) malam.
Setelah kami berdiskusi dan
mendengarkan dari pihak UPTD, kami langsung
meninjau lokasi tempat pembibitan benih ikan bandeng/ nener. Dilapangan kita mendengarkan keluhan dan
kendala yang dihadapi Kelompok Tani Binaan UPTD Perikanan Air Payau dan Laut
Wilayah Utara.
"Jadi setelah berdiskusi dengan
kelompok tani, kendala yang sering muncul di awal pengembangan budidaya benih
ikan bandeng/nener adalah penurunan kualitas benih dan sumberdaya air”, ujar
Mang Agam menirukan apa yang disampaikan oleh Kelompok Tani.
Rombongan Komisi II DPRD Jabar meninjau lokasi tambak pembibitan benih ikan Bandeng |
Komisi II juga minta kepada Kelompok
Tani untuk dapat bekerjasama dengan pihak lain, agar bibit benih ikan bandeng
yang dikembangkan tidak banyak mati.
Kita juga mendorong seluruh UPTD
mitra kerja Komisi II, untuk terus melakukan inovasi-inovasi dan dapat mengatasi semua kendala, Sehingga dapat meningkatkan kinerja sesuai
dengan bidang UPTD masing-masing, tandasnya. (Adip/husein).