Personil Sub 12 Sektor 22 Citarum Harum sedang mengelola kotoran hewan (Kohe) Sapi menjadi Bios 44 DC (Pupuk Organik Ramah Lingkungan) |
Salah satu teknologi pertanian ramah
lingkungan adalah pupuk organik. Pupuk organik mampu memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan organik itu sendiri dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, atau limbah ternak.
Menyikapi hal tersebut, Dansub 16
Sektor 22 Citarum Harum Serma Dodi memberdayakan kotoran hewan (kohe) sapi yang
selama ini tidak dimanfaatkan. Kotoran
hewan (kohe) sapi sebenarnya memiliki nilai manfaat yang signifikan dan dapat
dijadikan pupuk kompos, yang mampu menjaga kesuburan tanah dan bermanfaat bagi
peningkatan produksi pertanian, baik kualitas maupun kuantitas hasil pertanian
tersebut dan disisi lain dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Demikian disampaikan Kapendam III/Slw
Letkol Inf Adhe Hansen kepada awak media saat dikonfirmasi di Kantor Pendam
III/Slw Jl. Aceh No. 69 Kota Bandung, Jabar, Senin, (26/09/2022).
“Pupuk kompos berbahan baku limbah
kotoran sapi yang diberdayakan oleh Serma Dodi, memanfaatkan teknologi biologi
cairan Bios 44 DC, yang merupakan inovasi Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto
Arief Wibowo, dengan cara mencampurkan cairan Bios 44 DC dengan kotoran sapi
tersebut,” jelanya.
Personil Sub 12 Sektor 22 Citarum Harum sedang mengelola kotoran hewan (Kohe) Sapi menjadi Bios 44 DC (Pupuk Organik Ramah Lingkungan) |
Banyak anggota masyarakat di Lembang yang beternak sapi dan kotoran sapi tersebut tidak dimanfaatkan, dibiarkan begitu saja sehingga mencemari lingkungan. Dampak limbah kotoran sapi sangat terasa apabila di saat turun hujan, kotoran sapi bisa terbawa hanyut ke sungai dan mengakibatkan aroma yang tidak sedap.
Untuk mengatasi situasi
tersebut, Dodi melakukan percobaan
mencampur Bios 44 DC dengan kotoran sapi, dengan cara disiramkannya. Kemudian
kotoran sapi yang sudah dicampur Bios 44 DC tersebut, dibiarkan beberapa saat
dan dijadikan pupuk tanaman. Dari percobaan yang dilakukannya ternyata hasilnya
cukup memuaskan. Tumbuhan yang diberi hasil olahan kotoran sapi dicampur cairan
Bios 44 DC jauh lebih subur, dan hasil panennya cukup memuaskan dengan hasil
yang lebih banyak.
Kapendam menambahkan, penggunaan
kotoran sapi menjadi pupuk untuk kesuburan tanah tidak hanya akan melestarikan
lingkungan, tetapi juga meningkatkan
kualitas dan nilai ekonomi dari kotoran sapi. Pemanfaatan kotoran sapi menjadi
pupuk organik selain ramah lingkungan juga tidak memerlukan biaya tinggi, sehingga menguntungkan bagi peternak.
(Pendam/red)