![]() |
Sekdakot Bandung foto bersama dengan peserta FGD Review Kebijakan Smart City Bandung di Balai Kota Bandung |
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris
Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna pada FGD Review Kebijakan Smart City Bandung
di Balai Kota Bandung, Kamis (1/9/2022).
"Hasilnya bukan kita yang
menilai tapi mereka lah yang akan percaya terhadap layanan terbaik kita,"
ujar Ema.
Ema mengatakan integrasi dan
komitmen merupakan modal utama untuk membangun konsep smart city yang
menghasilkan pelayanan publik prima bagi masyakarat.
"Kepuasan pelayanan publik
masyarakat adalah kewajiban kota. Kalau digitalisasi semua harus melakukan itu,
apalagi SKPD yang sifatnya direct service seperti perizinan, dukcapil, layanan
kebakaran, dan SKPD lain untuk melakukan pelayanan prima, progresnya jelas
terukur ditopang teknologi," katanya.
Menurutnya, pelayanan prima akan
melahirkan kepercayaan masyarakat. Apalagi jika ditopang teknologi canggih
sehingga membuahkan pelayanan yang semakin baik.
"Kota cerdas terutama dari segi
pelayanan dan pembangunan berbagai teknologi. Maka dengan itu, berbagai
inovasi, kolaborasi hadir untuk memberikan pelayanan yang maksimal," kata
dia.
"Pengelolaan smart city harus
ada inovasi, kolaborasi maupun desentralisasi. Ini terintegrasi dengan sistem
teknologi yang dibangun," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana
mengatakan, rencana induk smart city dan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) harus dibahas dan dievaluasi setiap tahun.
"Review ini dimaksudkan untuk
menilai sejauh mana tercapai inovasi dan sesuai arah atau tidak. Amanat
penilaian SPBE kita. Kita akan melaksanakan review peta rencana SPBE. Apa yang
akan dilakukan SPBE di tahun 2023 mulai rencana maupun tata kelola,"
ujarnya.
Saat ini, kata Yayan, proses
integrasi berbagai aplikasi telah dilakukan pemerintah kota Bandung untuk
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
"Proses integrasi yang sudah
kita lakukan itu dari mulai kepegawaian, surat online, kependudukan, perizinan,
dan lainnya," kata dia.
Ia mengatakan, Smart city adalah
pekerjaan rumah bersama antara pemerintah bersama stakeholder pentahelic kota.
"Ini semua merupakan kerja
keras untuk bersama sama mewujudkan Bandung yang nyaman untuk warganya,"
katanya.
Salah satu narasumber dalam FGD yang
merupakan Akademisi Universitas Telkom, Ryan Adhitya Nugraha mengatakan salah
satu yang menjadi poin penting yang harus dikembangkan dalam roadmap smart city
kota Bandung adalah pemenafaatan teknologi non IT serta pengembangan SDM serta
tata kelola smart city yang lebih umum dengan melibatkan seluruh stakeholder.
"Cerdas bukan hanya teknologi
lebih luas menyiapkan infrastruktur, tata kelola, mengubah budaya dan
menyiapkan sumber daya manusia," katanya.
"Inovasi bukan hanya
digitalisasi, tapi inovasi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat,"
tuturnya. (rob/red).