Sekdakot Bandung Ema Sumarna menghadiri pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) |
Hal ini disampaikan Sekretaris
Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna dalam rapat evaluasi BIAN di Balai
Kota Bandung, Senin, 26 September 2022.
"Kita harus mendongkrak cakupan
layanan dalam BIAN ini. Semua target sasaran dari balita dalam antisipasi difteri,
campak, dan rubela agar jangan sampai terjadi penambahan. Ini upaya preventif
kita bersama," ujar Ema.
Untuk itu, Ia mengimbau agar seluruh
posyandu memaksimalkan sisa hari pada September ini. Termasuk puskesmas juga
aktif berkoordinasi dengan pihak kewilayahan.
Apalagi Kota Bandung memiliki 80
puskesmas di 30 kecamatan. Bahkan, di setiap RW memiliki lebih dari satu
layanan posyandu.
"Masjid-masjid juga jadi mitra
kita untuk memberikan pengumuman terkait layanan BIAN. Semua lini yang paling
dekat dengan masyarakat harus gerakan seluruh potensi yang ada di wilayah kerja
masing-masing. Lakukan door to door untuk sosialisasi," imbaunya.
Ia juga menekankan untuk terus
memperbaharui data BIAN di Kota Bandung sebagai acuan dalam mengoptimalkan
vaksinasi.
"Data-data terupdate juga
diperhatikan. Kejar wilayah yang paling rendah angka BIAN," arahannya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian mengatakan, sampai saat ini
tersisa kurang dari 40 persen lagi menuju target BIAN.
"Pada BIAN ini yang jadi
indikator itu vaksin campak rubela. Sebab sasarannya semua balita usia 5-59
bulan tanpa melihat status imunisasi," ucap Anhar.
Ia menambahkan, dari 30 kecamatan di
Kota Bandung, terdapat 18 kecamatan yang persentasenya sudah di atas rata-rata.
Salah satunya Cibiru yang sudah menyentuh 81,2 persen.
Sedangkan pada puskesmas paling tinggi berada di Puskesmas Jatihandap, Kecamatan Mandalajati. Cakupannya sudah mencapai 95,83 persen.
"Cakupan yang harus dicapai
untuk rubela itu 95 persen. Jatihandap sudah melebihi. Sedangkan Cibiru dan
cijerah sudah mendekati di angka 90 persen," jelasnya.Sekdakot Bandung Ema Sumarna menghadiri pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)
Ia menambahkan, beberapa langkah
yang akan diambil Dinkes antara lain, berkoordinasi dengan rumah sakit, klinik,
dokter praktik mandiri spesialis anak, praktik mandiri bidan.
Lalu sosialisasi BIAN di tempat
umum, seperti mal, tempat ibadah, playground, dan lokasi publik lainnya.
"Kita juga akan melakukan
sweeping dan koordinasi di Pos Potensial seperti PAUD, tempat penitipan anak,
taman kota, panti asuhan, dan lainnya," tuturnya. (din/red).