Petugas Puskesmas Neglasai sedang melakukan imunisasi terhadap seorang anak warga Sukaluyu Bandung |
Sebayak tiga tim yang terdiri dari
sembilan orang tersebar ke beberapa titik lokasi. Kali ini lokasi yang menjadi
fokusnya adalah Kelurahan Sukaluyu.
"Hari ini kegiatan door to door
dilakukan di Sukaluyu RW 02, 04, 05, 09, 10, dan 11," ujar Kepala UPT Puskesmas
Neglasari, drg. Laksmi Dewi A.
Dewi menjelaskan, UPT Puskesmas
Neglasari melayani kesehatan untuk tiga kelurahan di Cibeunying Kaler, antara
lain Sukaluyu, Neglasari, dan Cihaurgeulis.
Berdasarkan data aktif yang dimiliki
Puskesmas Neglasari, capaian vaksin Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di
Kelurahan Neglasari telah tercapai 81 persen.
"Lebih dari 1.000 anak menjadi
sasaran vaksin dalam program BIAN di Neglasari. Alhamdulillah sudah 81 persen.
Hari ini kita fokuskan menyisir Kelurahan Sukaluyu secara door to door,"
ucapnya.
Ia menjelaskan, sebelum kegiatan,
ibu-ibu kader di tiap RW juga membantu para tenaga kesehatan (nakes) untuk
memberikan data terbaru. Sehingga bisa lebih memudahkan proses vaksin dari
rumah ke rumah.
Dewi mengakui risiko Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi (KIPI) rentan terjadi. Namun, pihaknya tetap menjalankan sesuai
dengan SOP yang ada.
"Dengan door to door, kita juga
sekaligus bisa verifikasi data lapangan secara real karena ternyata ditemukan
perbedaan juga," ungkapnya.
Menurutnya, salah satu kendala Kota
Bandung itu banyaknya jumlah pendatang. Saat dicek ulang, ternyata sudah tidak
tinggal di sana.
"Ada juga yang rumahnya di
kecamatan lain, tapi senangnya timbang dan periksa di puskesmas kami," jelasnya.
Kendala lain pun datang dari pihak
orang tua anak. Beberapa ada yang menolak untuk mengimunisasi anaknya karena
berbagai faktor.
Seperti keyakinan dalam agama,
anaknya sakit, atau ada yang berprinsip jika anak sudah membawa kekebalan
sendiri sejak lahir.
"Padahal, imunisasi itu gunanya
untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Sebab, imun alami yang dimiliki anak
lambat laun akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu," paparnya.
Meski vaksin BIAN dilakukan secara
terjun langsung, Dewi dan timnya terus memantau keluhan KIPI sekecil apapun
yang dialami anak-anak.
"Demam pun meski sedikit harus
tetap kita pantau. Alhamdulillah kita tidak menemukan KIPI berarti sejauh
ini," sebutnya.
Selain melayani secara door to door,
Kecamatan Cibeunying Kaler juga melayani vaksin BIAN di Puskesmas Neglasari
mulai dari pukul 11.00-12.00 WIB.
"Pagi kita pelayanan umum dulu
sampai pukul 11.00 WIB. Setelah itu kita optimalkan di BIAN. Kita coba
maksimalkan seperti ini," ujarnya.
Di hari terakhir BIAN esok,
rencananya tim Puskesmas Neglasari akan mengoptimalkan vaksinasi di Kelurahan
Cihaurgeulis RW 01, 03, 06. Lalu RW 07 sampai 12.
"Tinggal 78 orang yang belum
vaksin di sini. Ya kita sisir sedikit demi sedikit. Semoga bisa terjangkau
semuanya ya," harapnya.
Saat melakukan pelayanan langsung ke
RW 02 Sukaluyu, terdengar jeritan tangis salah satu anak perempuan dari
kejauhan, namanya Khadijah.
"Kaget mungkin ya, ini bu
dokter datang rombongan. Tapi, tidak apa-apa. Nanti kalau dikasih plester, dia
biasanya langsung merasa tenang," ujar Andri Suryana, ayah dari Khadijah.
Sejak bayi hingga kini berusia 4
tahun, Khadijah rutin melakukan vaksinasi. Bagi Andri, ia sangat terbantu
dengan adanya informasi dari rekan-rekan nakes mengenai program BIAN.
"Info-info hoaks tentang vaksin
ini jadi lebih jelas lewat teman-teman nakes. Vaksin ini kan demi kebaikan
masyarakatnya juga ya. Jadi, tidak apa-apa anak divaksin, biar sehat,"
tuturnya.
Beberapa imunisasi yang akan
diterima anak di antaranya, imunisasi campak rubella, oral polio vaksin,
injeksi polio vaksin, dan imunisasi pentavalen terdiri dari DPT-hemofilus
influenza B, dan hepatitis B.
Namun, vaksin yang paling diutamakan
adalah imunisasi campak rubella tanpa memandang status imunisasi sebelumnya
dari anak. (din/red).