Daddy Rohanady meninjau Pasir Salawe didampingi Kuwu Kertawangun dan anggota DPRD Kabupaten Cirebon |
OPINI
Oleh : Drs. H. Daddy Rohanady (Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)!~!
Provinsi Jawa Barat telah menetapkan
251 desa sebagai desa wisata. Secara keseluruhan Jabar memiliki lebih dari
5.300 desa yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Seluruh desa wisata tersebut
akan dikembangkan secara bertahap.
Sejatinya, pengembangan desa wisata
haruslah dilakukan untuk memberdayakan masyarakat sebagai langkah pemulihan
ekonomi di bidang industri pariwisata. Desa wisata juga ditetapkan karena
dinilai memiliki potensi untuk semakin mendatangkan wisatawan.
Ada beberapa kriteria yang
ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang
desa yang akan dijadikan desa wisata. Desa-desa tersebut harus
memiliki potensi wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai
atraksi wisata, memiliki aksesibilitas, dan sudah memiliki
aktivitas wisata, atau berada dekat dengan
aktivitas wisata yang sudah ada dan terkenal.
Jika semua kriteria itu terpenuhi,
niscaya semua potensi itu akan dilirik dan menarik para wisatawan, baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Andai itu terjadi, roda
perekonomian pun pasti terungkit. Kesejehteraan masyarakat desa wisata tersebut
akan meningkat. Ujungnya, kesejahteraan dan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jawa Barat pun kian terangkat.
Kabupaten Cirebon sebagai salah satu
wilayah administratif Jawa Barat pun telah menetapkan 20 desa wisata baru pada
tahun 2022. Misalnya Desa Gegesik Kulon yang sudah mendapat penghargaan dari
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Desa-desa yang ditetapkan tersebut
memiliki berbagai daya tarik, mulai dari wisata alam maupun buatan, budaya, dan
sejarah. Contoh lainnya adalah Desa Belawa yang berada di Kecamatan Lemahabang.
Di desa tersebut terdapat kura-kura belawa yang tidak ada di daerah lain.
Ada juga desa yang menyuguhkan
wisata alam, terutama mangrove, seperti Desa Pengarengan, Mundu Pesisir, dan
Desa Ambulu. Ini bukti lain bahwa masing-masing desa wisata tersebut memiliki
sesuatu yang "layak jual". Padahal elama ini lanjut Yayan, wisatawan
yang datang ke Kabupaten Cirebon rerata hanya berwisata kuliner, dan sejarah.
Pasir
Salawe
Drs.H. Daddy Roahanady (Anggota DPRD Jabar) ( jaket batik-red) |
Ironisnya, dari segi infrastruktur
Desa Kertawangun tertinggal jauh jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya.
Padahal, desa ini memiliki potensi wisata yang "sangat layak jual".
Tempat itu adalah Pasir Salawe, sebuah lokasi yang sangat elok.
Pasir Salawe merupakan bagian dari
Desa Kertawangun yang sangat layak untuk dijadikan lokasi start paralayang.
Ketinggian Pasir Salawe adalah 378 meter di atas permukaan laut (mdpl). Unduk
tempat pendaratan pun sudah sangat siap.
Memang era otonomi daerah menuntut
kita untuk lebih peduli dan mandiri dalam melakukan pembangunan di daerah
termasuk di desa. Keterbatasan SDA/SDM Desa Kertawangun dalam membangun desanya
menuntut kreativitas kuwu yang didukung segenap masyarakatnya untuk mencari dan
mengolah sumber dana dan sumber daya yang ada, termasuk sumber daya alam.
Dengan dasar pemikiran tersebut,
layak kiranya Pasir Salawe "ditawarkan" kepada mereka yang mencintai
keindahan alam. Sayangnya, akses menuju Pasir Salawe masih sangat jauh dari
memadai. Hal ini sepertinya menjadi sesuatu yang klise, di mana infrastruktur jalan
menuju tempat yang "layak jual" sebagai destinasi wisata masih sangat
buruk.
Hal itu merupakan pekerjaan rumah
tersendiri yang harus ditangani secara serius jika kita ingin menangguk
pendapatan, baik langsung maupun tidak langsung, dari segi pariwisata. Intinya,
aksesibilitas merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. (*/daro).