Logo Confederation of ASEAN Journalist (CAJ) |
Selama masa Indonesia menjadi Ketua
ASEAN pada tahun 2023, diperkirakan lebih dari 300 pertemuan akan terselenggara
di Indonesia, baik dari Pilar Politik dan Keamanan, Pilar Ekonomi, maupun Pilar
Sosial-Budaya. Pelaksanaan pertemuan-pertemuan tersebut diprioritaskan untuk dilakukan
secara fisik mengingat perkembangan situasi pandemi COVID-19 semakin membaik.
Selama beberapa dekade terakhir,
dinamika di kawasan Asia Tenggara tengah mengalami transformasi.
Banyak isu-isu di kawasan yang hingga saat ini belum terselesaikan.
Peran wartawan dalam penyampaian
pesan kepada masyarakat ASEAN pun menjadi salah satu hal penting, terlebih
Indonesia akan menjadi President Confederation of ASEAN Journalist (CAJ)
periode 2022 - 2024 yang dalam hal ini akan dijabat oleh Atal S Depari selaku
Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Indonesia secara resmi akan menerima
jabatan tersebut dari Thailand dalam Sidang Umum Konfederasi Wartawan ASEAN
atau General Assembly Confederation of ASEAN Journalist yang akan berlangsung
di Bali dari 12-14 Oktober mendatang. Posisi Indonesia sendiri sebelumnya
adalah Vice President CAJ.
"Dalam aturan CAJ, setelah dua
tahun Thailand menjabat sebagai President CAJ maka Vice President CAJ yang saat
ini dijabat oleh Indonesia otomatis menjadi President CAJ," jelas Ketua
Umum PWI Pusat, Atal S Depari ketika baru mendarat di Bali, Senin (10/10).
Ditambahkannya, Kamboja akan menjadi
President CAJ berikutnya untuk menggantikan Indonesia karena posisi Vice
President CAJ periode 2022 - 2024 dijabat oleh Kamboja.
Confederation of ASEAN Journalists
(CAJ) atau Konfederasi Wartawan ASEAN didirikan di Jakarta tanggal 11 Maret
1975 oleh para utusan dari organisasi wartawan nasional negara-negara anggota
ASEAN (Association of South East Asian Nations atau Perhimpunan Negara-negara
Asia Tenggara).
"Untuk itu, melalui kiprah para
wartawan serta medianya di wilayah ini perlu dijalin kerjasama, konsultasi
serta diwujudkan saling pengertian dan saling memahami antara warga atau
masyarakat Asia Tenggara," kata Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari.
Dijelaskannya, pada awalnya pendiri
CAJ hanya terdiri atas PWI (Indonesia), NUJM (Malaysia), NPC (Filipina), SNUJ
(Singapura) dan CTJ (Thailand), namun kemudian menyusul VJA (Vietnam) dan LJA
(Laos) pada bulan Maret 1996. Dan seiring berjalannya waktu, organisasi
wartawan Myanmar dan Kamboja turut bergabung dalam wadah ini.
"Dengan diselenggarakannya
kegiatan General Assembly CAJ di Bali ini diharapkan dapat ikut mendukung
Presiden Joko Widodo sebagai Ketua ASEAN sehingga dapat melakukan desiminasi
pemberitaan di kawasan anggota negara ASEAN dan memajukan kehidupan jurnalisme
serta meningkatkan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab," harap
Atal S Depari didampingi Sekjen PWI Pusat, Mirza Zulhadi.
Disamping itu, tambah Atal, melalui
CAJ kita dapat mempererat hubungan internal para wartawan ASEAN dan antara
wartawan ASEAN dengan organisasi wartawan di seluruh dunia.
"Meningkatkan saling pengertian
dan kerjasama antarwarga ASEAN demi terwujudnya kesejahteraan, keadilan sosial
dan perdamaian serta memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga ASEAN
sehingga terjalin saling pengertian dan penghargaan yang lebih baik oleh
masyarakat dunia," ujar Ketua Umum PWI Pusat. (*/red).