Gubernur Jabar Ridwan Kamil didamping Kadisdik Jabar dalam acara peresmian "Tugu Sekolah Model Profil Pelajar Pancasila Jabar Masagi" di SMAN 25 Kota Bandung (foto: Doc. Disdik) |
Peresmian tugu sekolah model profil
pelajar pancasila Jabar masagi berbentuk Kujang merupakan hasil kolaborasi dari 16 sekolah di Jabar iikuti oleh 1.500
siswa SMA/SMK/SLB di Jabar ini dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Guru
2022 “Niti Bukti Sakola Masagi dari Jawa Barat untuk Indonesia”.
Dalam peresmian tersebut, Kadisdik
Jabar Dedi Supandi menyampaikan, bahwa
persmian tugu profil Pelajar Pancasila Jabar Masagi meruapakan hasil kolaborasi dari 16 Sekolah
SMA/SMK dan SLB di Jabar yang dialkukan secara bergotong-royong.
"Meningkatkan mutu pendidikan
tidak bisa lagi dilakukan sendirian. Karena Jawa Barat ini begitu luas maka
kuncinya adalah gotong-royong. Saling berbagi ilmu dan kekuatan tiap satuan
pendidikan seperti yang telah dicontohkan oleh 16 sekolah penyelenggara
kegiatan hari ini," tutur Kadisdik Jabar saat peresmian, baru-baru ini.
Pihaknya pun terus melakukan ikhtiar
perbaikan mutu pendidikan di daerah, salah satunya melalui program pendidikan
karakter Jabar Masagi yang berlandaskan nilai-nilai kearifan lokal.
"Saat ini, kita meresmikan Tugu
Sekolah Model Profil Pelajar Pancasila Jabar Masagi berbentuk kujang, berkaitan
dengan belajar masagi dan Pancasila," jelas Kadisdik.
Hidup
Harus Punya Banyak Nilai
Sedangkan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, hidup itu harus punya banyak nilai. Dengan agama hidup lebih terarah, dengan ilmu hidup menjadi lebih mudah, dengan kerja nyata hidup lebih berfaedah. "Kita paham, dimana-mana adablah yang pertama, ilmu baru yang kedua. Walaupun ilmu berguna, budi luhur tetap yang utama," tuturnya.
Gubernur pun menegaskan agar jangan
menjadi generasi yang pintar tapi julid. "Itu harus dihadirkan di dunia
pendidikan. Kepala sekolah dan guru jangan hanya kaku pada kurikulum yang baku.
Murid memiliki karakter berbeda. Guru harus niti surti alias sensitif, jangan
semua siswa disamakan. Masalah kepintaran hanya numerik," tegasnya.Simulasi pernikahan
adat Betawi, Gubernur Jabar jadi Saksi pernikahan dan
Kadisdik Jabar sebagai wali pernikahan mempelai perempuan
Jawa Barat, tambahnya, mendapat
apresiasi dari Kemendikbudristek terkait tiga program Merdeka Belajar, yakni
literasi, numerasi, dan karakter. "Nomor tiganya (pendidikan karakter)
Jabar sudah sangat siap sehingga ini menjadi sebuah percontohan. Simbolisasinya
dalam bentuk tugu tentang model belajar Jabar Masagi yang pancasilais. Itu
ditunjukkan dalam proses pembelajaran. Insya Allah, orang tua tenang menitipkan
anaknya bersekolah di Jabar karena pendidikan karakternya dilatih serius,"
pungkasnya.
Kegiatan yang juga dihadiri oleh
Bupati Ende Nusa Tenggara Timur (Djafar H. Achmadi), Kabid GTK Disdik Jabar
(Awan Suparwana), dan Kepala KCD VII (Firman Oktora) ini disuguhi pertunjukan
kolaborasi angklung, degung, dan tari, palang pintu praktik pernikahan adat
Betawi, interaksi Gubernur dengan siswa serta mengunjungi stan pameran praktik
baik sekolah masagi. (hms/sein).