Daddy Rohanady bersama rombongan Komisi IV DPRD Jabar didampingi pejabat dari UPTD Wilaya Sungai Citatum Dinas SDA Jabar saat meninjau Bendung Waru Karawang (foto:ist). |
Bendung WARU merupakan salah satu
bendung yang berada di wilayah kerja UPTD Wilayah Sungai Citarum. Dima pada
tahun 2022 lalu, mendapatkan anggaran dari
APBN sebesa Rp. 5,125 miliar
untuk paket pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Waru
dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan waktu penyelesaian selama 143 hari
kalender.
Sejatinya pekerjaan ini ditujukan
untuk, minimal tiga hal. Pertama, meningkatkan kinerja jaringan irigasi DI Waru
sehingga dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi. Kedua, meningkatkan
partisipasi petani dalam pengelolaan jaringan irigasi. Ketiga, meningkatkan
intensitas pertanaman (IP), kata Daddy Rohanady saat dihubungi media, Selasa
(31/01/2023).
Menurut Daddy, sasaran akhirnya
sudah jelas. “Andai saja peningkatan jaringan irigasi DI Waru ini berhasil,
Perda Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Kemandirian Pangan Daerah tidak menjadi
tumpukan kertas semata. Perda itu semestinya menjadi salah satu sasaran akhir
atau pedoman pembangunan Provinsi Jawa Barat,” ujar Wakil Ketua Fraksi Gerindra
DPRD Jabar ini.
Betapa tidak, Daddy memang sangat
rajin menyuarakan perlunya pembangunan irigasi di beberapa DI secara tuntas.
Bahkan ia sempat sangat sengit ketika menemukan beberapa pintu air yang tidak
berulir dan palang penahan airnya terbuat dari gedebong pisang.
Dikatakan, pada saat Komisi IV
melakukan kunjunga ke Bendung WARU, kita menemukan bahwa pekerjaan di Bendung
Waru pun masih ada kekurangan.
“Dari pembuatan alur air di antara
empat pilar yang ada, alur air di dua pilar ternyata tergerus air. Sebenarnya
pekerjaannya sudah selesai. Hanya saja, sebelum pekerjaan kering, air bah sudah
datang. Jadilah koridor di dua pilar tergerus banjir,” ujarnya Legislator Jabar
dari Dapil Jabar XII (Kab/kota Cirebon-Kab Indramayu) ini.
Selain membereskan Bendung Waru, ada
pekerjaan pembuatan saluran di hilirnya. Pembangunan saluran sepanjang 2,5
kilometer itu tampak rapi dan air pun mengalir dengan lancar. Pembangunan
saluran itu juga memang sangat dibutuhkan untuk menjaga agar air tidak mengalir
langsung ke sawah para petani. Artinya, saluran yang dibangun berfungsi dengan
baik.
Daddy berharap semua UPTD PSDA dapat
menyelesaikan pekerjaan seperti itu agar semua tujuan pembangunan dapat
tercapai. Dengan demikian, bukan hanya penegakan perda. Jika itu terwujud, para
petani kita yang sawahnya ada di DI Waru akan meningkat kesejahteraannya. IP
akan meningkat jika kebutuhan air di sawah terpenuhi.
Jika IP meningkat, bisa dipastikan
nilai tukar petani pun akan meningkat. Bukankah itu tujuan semua stake holders?,
tandasnya. (daro/sein).