inilah kondisi rumah warga Gunungsari yang terendam Sungai Ciberes |
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi
Jabar Daddy Rohanady menyatakan banjir tersebut akibat penanganan Sungai
Ciberes yang tak beres-beres. Pernyataan itu disampaikannya kepada media
menanggapi kondisi banjir yang melanda desa yang baru tiga bulan lalu dia kunjungi.
Menurut Daddy, "Pembuatan TPT
(tanggul penahan tanah --Red.) Sungai Ciberes tidak beres. Tidak aneh kalau
kemudian banjir seperti itu bisa terjadi berulang kali. Bahkan, tahun 2022
terjadi sampai 38 kali Desa Gunungsari kebanjiran. Itu menunjukkan penanganan
Sungai Ciberes tidak beres-beres."
Wakil Ketua Fraksi Gerindra itu juga
menyatakan, sebaiknya penanganan sungai seperti itu juga dilakukan melalui
pembicaraan dengan banyak pihak. Desa lain di sekitarnya juga harus diajak
bicara karena Sungai Ciberes tidak akan beres jika hanya TPT di Desa Gunungsari
yang ditangani.
Sungai Ciberes mengalir cukup
panjang. Sungai itu juga melalui beberapa desa. Misalnya Desa Ambit, Desa
Ciuyah, dan Desa Mekarsari. Ketiga desa tersebut nasibnya tidak berbeda jauh.
Sekdes Gunungsari, Aris Suherman,
menyatakan kepada Daddy Rohanady bahwa beberapa RT di beberapa RW mengalami
banjir kali ini mirip dengan apa yang mereka alami pada banjir-banjir
sebelumnya. Padahal, pada semester II tahun lalu, baru saja dibicarakan soal
pembuatan TPT di daerah aliran Sungai Ciberes di Desa Gunungsari.
Kala itu, Daddy menyatakan bahwa,
"Ciberes sudah 38 kali kebanjiran. Seluruh masyarakat dan pemerintah Desa
Gunungsari mengajukan pembuatan TPT Sungai Ciberes. Mereka sangat mendesak agar
segera dilakukan perbaikan karena menyangkut lingkungan hidup mereka, khususnya
yang berkaitan dengan penanganan Sungai Ciberes."
Sebenarnya ada normalisasi sungai
dengan cara pengerukan. Sayangnya, hasil pengerukan sedimentasi hanya dibuang
di tepian sungai di sepanjang daerah aliran sungai. Pekerjaan seperti itu tidak
akan menyelesaikan masalah. Begitu hujan turun, apalagi dengan curah yang
besar/deras, praktis hasil pengerukan akan segera kembali masuk ke sungai.
Rupanya hal itu benar-benar tejadi hanya tiga bulan berselang. Jadilah Desa Gunungsari kebanjiran lagi.
"Akibatnya, semua desa yang
terlintasi Sungai Ciberes hampir selalu mendapat berkah banjir. Banjir yang 38
kali pada 2022 dan terjadi lagi di awal 2023 melanda Gunungsari merupakan cermin
buruk kondisi yang ada," tambah Daddy.inilah kondisi rumah warga Gunungsari yang terendam Sungai Ciberes
Sesungguhnya keluhan tentang
penanganan Sungai Ciberes tidak hanya disampaikan oleh pengurus Desa
Gunungsari. Desa-desa lain yang terlintasi sungai tersebut juga menyampaikan
keluhan yang sama kepada Daddy. Mereka menitipkan keluhan warganya kepada wakil
rakyat dari daerah pemilihan Jabar XII (Kabupaten/Kota Cirebon dan Indramayu)
tersebut.
Oleh karena itu, menurut Daddy,
"Penanganan Sungai Ciberes harus dilakukan secara serius supaya desa-desa
yang terlintasi sungai itu tidak terus-menerus kebanjiran. Ciberes harus segera
dibereskan. BBWS dan Dinas Sumber Daya Air Pemprov Jabar harus melakukan kerja
bareng untuk menuntaskan hal itu. Saya kira, pembuatan TPT merupakan salah satu
solusi yang harus segera dilakukan, bukan hanya sebatas pengerukan,"
pungkasnya. (daro/ahw).