Ketua PWI Kota Bandung Hardiyansyah dan Sekretaris Zaenal Ihsan dalam acara Launching
Podcast Basa Basi di Sekretariatz PWI Kota Bandung Jalan A.Yani No 252 Bandung. |
Hal ini diungkapkan Ketua PWI Kota
Bandung, H.Hardiyansyah, SH saat hadir sebagai nara sumber pada Basa-Basi Bos
Podcast tema “Pers Bebas Demokrasi Bermartabat” terkait HPN (Hari Pers
Nasional) 2023 di Bandung, Rabu (22/2/2023).
“Banyak yang menyebutkan bahwa pers sudah bebas dimiliki insan pers. Tapi
jika dilihat realita, sampai saat ini
kebebasan pers itu masih jauh dari harapan. Karena masih ada intimidasi,
ancaman bahkan tindak kekerasan diterima wartawan di daerah saat menjalankan
tugasnya,” ujarnya.
Pengusaha sekaligus pemiliki
beberapa usaha media online skala nasional ini lebih lanjut menjelaskan,
disebut pers sudah bebas mutlak, tidak juga. Karena di beberapa daerah, banyak
kawan wartawan yang masih mendapat tekanan pihak-pihak tertentu.
“Mereka menganggap, kehadiran pers
ini sebagai pengganggu kepentingan mereka. Padahal kehadiran pers tersebut
sebagai alat kontrol sosial di masyarakat.
Kalau melihat kejadian itu, jadi dapat dikatakan bahwa pers sampai hari
ini belum bebas berekspresi,” imbuhnya.
Di sisi lain, kata pria yang akrab
disapa Andy ini, kehadiran media sosial dengan berbagai informasi yang nyaris
tanpa saringan. Seharusnya publik tetap berpatokan dan mengacu pada media
mainstream yang profesional, guna memverfikasi keakuratan suatu informasi.
“Karena dalam penyajikan suatu
informasi atau berita, media mainstream pasti dan harus mengambil sumber yang
jelas. Sebaliknya, informasi sajian dari medsos kerap kebablasan,” ucapnya
Di era digital, terkait Keterbukaan
Informasi Publik (KIP), Andy mengaku,
hal itu memang masuk belum terlalu bagus dilakukan para pemangku kebijakan,
seperti di Pemerintahan Kota Bandung, umumnya di Indonesia.
Memang lanjut dia, masih banyak beda
pendapat tentang batasan KIP tersebut. Ada yang berpendapat, KIP itu adalah
semua informasi publik harus diketahui wartawan, tapi harus diakui pula bahwa
ada informasi yang mungkin yang tidak perlu dibuka ke publik. Kendati demikian, pihaknya selaku pers , ke
depan tentang informasi publik di Kota
Bandung yang dibutuhkan wartawan bisa ini lebih terbuka.
Menyinggung organisasi kewartawan
yang dipimpinnya, Andy terus menekankan agar seluruh anggota PWI Kota Bandung
tetap bekerja secara profesional dalam mendapatkan informasi. Pihaknya juga
berharap, pemangku kebijakan di Kota Bandung bisa bekerjasama lebih baik dengan
PWI Kota Bandung.
“Di internal, kami juga terus
melakukan kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW), sebagai salah satu anggota
Dewan Pers, PWI Kota Bandung selalu berkomitmen meningkatkan kualitas
anggotanya sebagai wartawan,” kata Andy.
Bahkan dia menambahkan, setiap
tahun, PWI Kota Bandung selalu menggelar UKW baik untuk anggota sendiri dan
terbuka untuk wartawan umum. Alhasil, sampai saat ini, mayoritas atau sudah 90
persen anggota PWI Kota Bandung sudah mengikuti UKW dari jenjang bertahap Muda,
Madya, dan Utama per 3 tahun.
“Sejauh ini dalam tubuh organisasi
PWI Kota Bandung, kami juga sudah membentuk badan usaha koperasi, PWI Peduli,
dan organisasi sayap IKWI (Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia). Bahkan program
lain seperti Ngabarin (Ngaji Bareng Wartawan Indonesia) sudah berjalan 3 tahun
setiap malam jumat,” pungkasnya.(*)