Ketua Umum SMSI Firdaus saat membuka UKW yang diselenggarakan oleh SMSI Bungkulu (foto:ist). |
Selama ini KEJ biasanya hanya
dibaca oleh kalangan wartawan atau jurnalis, sebaiknya diperkenalkan kepada
masyarakat secara intensif dan meluas.
Pengenalan KEJ bisa dilakukan lewat
sekolah-sekolah. Ketika perayaan Hari
Pers Nasional (HPN) setiap 9 Februari, sebaiknya diadakan upacara HPN di
sekolah-sekolah. Saat itulah dibacakan KEJ, didengar oleh semua pelajar dan
para guru. Pelajar adalah bagian dari masyarakat yang tumbuh di tengah
keluarga. Merekalah generasi baru yang diharapkan mampu menerima informasi
dengan kritis dan paham tentang pers.
Demikian butir pemikiran Ketua Umum
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus yang disampaikan dalam acara
pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) mandiri yang diselenggarakan oleh
Lembaga Uji UKW Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Prof Dr Moestopo
(Beragama) Jakarta di Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Bengkulu di Kota
Bengkulu, Sabtu (18/3/2023).
“Tujuan memperkenalkan KEJ kepada
masyarakat supaya masyarakat dapat membedakan informasi hasil kerja jurnalistik
dan informasi media sosial yang kadang-kadang semua dianggap benar. Selain itu
masyarakat supaya mampu mengontrol dan mengawasi cara kerja wartawan,” kata
Firdaus di depan peserta UKW mulai jenjang wartawan muda sampai utama.
Pelaksanaan UKW mandiri angkatan 2 dan
3 di Bengkulu tersebut bekerja sama dengan SMSI Provinsi Bengkulu, diikuti oleh
86 wartawan yang sebagian besar bekerja pada perusahaan pers siber, anggota
SMSI.
Menurut Ketua SMSI Provinsi Bengkulu
Wibowo Susilo, para peserta UKW ini hasil seleksi dari lembaga uji. Dari 125
calon peserta tersaring 86 peserta UKW.
Mereka berasal dari 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
“Program ini merupakan program tahunan
SMSI Bengkulu dalam rangka meningkatkan kualitas wartawan media siber. UKW ini
juga diikuti wartawan dari berbagai media, tidak hanya dari media anggota SMSI,
tapi juga dari berbagai asosiasi organisasi pers lainnya,” jelas Wibowo Susilo.
Hadir dalam UKW ini antara lain Dekan
FIKOM Universitas Prof Dr Moestopo (Bergama) HM Saifullah, MSi, dan Asisten II
Setda Provinsi Bengkulu Fahriza Razie yang mewakili gubernur membuka UKW, Ketua SMSI Provinsi Bengkulu Wibowo Susilo,
dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bengkulu Marsal Abadi.
Dekan FIKOM Saifullah dalam
sambutannya juga menyampaikan pentingnya penyelenggaraan UKW yang di dalamnya
terdapat mata uji KEJ dan hukum terkait pers, serta pedoman-pedoman pemberitaan
yang harus dipatuhi oleh wartawan.
“Bagi kami penyelenggaraan UKW adalah
wajib. Kami bekerja sama dengan SMSI sejak 2019, sudah banyak yang kami uji,”
ujar Saifullah yang juga ketua lembaga Uji UKW Fikom Universitas Prof Dr
Moestopo.
Asisten II Setda Provinsi Bengkulu
Fahriza Razie dalam sambutannya mengatakan, dalam mewujudkan Bengkulu Maju,
Sejahtera dan Hebat kata Fahriza Razie, dibutuhkan sumber daya manusia yang
handal, berdaya saing tinggi dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan.
“Terutama yang dibutuhkan saat ini,
yaitu kritis, komunikatif maupun kreatif. Sehingga sertifikat kompetensi
wartawan merupakan keharusan untuk dimiliki bagi para jurnalis,” kata Fahriza.
UKW di Bengkulu menghadirkan
penguji-penguji yang handal dan mempunyai reputasi baik di bidang
masing-masing.
Mereka berasal dari kalangan akademisi
yang berpengalaman sebagai wartawan baik media dalam negeri maupun luar
negeri, serta penguji dari praktisi
wartawan.
Mereka antara lain Mohammad Nasir
(praktisi, wartawan Kompas 1989-2018), Ismet Rauf (praktisi, wartawan LKBN
Antara (1967- 2002), Drs Lestantya R Baskoro, SH, MH (akademisi dan praktisi wartawan
Tempo 2001- 2017), Dr Wahyudi M. Pratopo, MSi (akademisi yang pernah bekerja di
media The Jakarta Post dan Asahi Shimbun), Dr Retno Intani ZA, MSc (akademisi
dan praktisi), Firdaus (praktisi), Jon Heri (praktisi), dan Dwi Ajeng
Widyarini, MSi (akademisi). (*)