Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., menghadiri acara Musyawarah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Gedebage, (foto:humpro). |
Dalam sambutannya, Tedy Rusmawan
mengatakan, di dalam era transformasi dibutuhkan inovasi-inovasi yang dapat
meningkatkan kualitas kehidupan, termasuk di dalam menghadirkan keimanan dan
ketakwaan bagi masyarakat di Kota Bandung.
"Sebagai ulama, tanggung jawab
kita adalah bagaimana menghadirkan keimanan dan ketakwaan dari Kota Bandung.
Dengan melaksanakan dua tanggung jawab tersebut, insyaallah kita yakinkan bahwa
kota ini akan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.," ujarnya.
Tedy menuturkan, peran DPRD Kota
Bandung sebagai bagian dari pemerintah salah satunya adalah mengawasi berbagai
program kegiatan Pemerintah Kota Bandung, terutama terkait salah satu visi dari
Kota Bandung, yaitu mewujudkan Bandung sebagai kota yang agamis.
Oleh karena itu, pihaknya berharap
para ulama dan umaro dapat menjalankan program yang dulu diwariskan oleh Wali
Kota Bandung, almarhum Mang Oded, seperti Program Berjamaah Solat Tepat Waktu
(Bersatu).
"Program Bersatu ini harus
menjadi ciri khas urang Bandung, dan program ini dimensi yang sangat luar biasa
antara dimensi Ilahiah sekaligus bagaimana kita menghadirkan peradaban yang
lebih baik, yang kelak dapat terus dijaga dan dipelihara oleh anak-cucu kita.
Sehingga budaya peradaban ini harus kita perlihatkan atau tampilkan sejak
dini," ucapnya.
Selain Program Bersatu, Ketua DPRD
Kota Bandung pun berpesan agar setiap kewilayahan memiliki tanggungjawab untuk
dapat mewujudkan program mengentaskan buta huruf Al-Qur'an.
Maka, para petugas di kewilayahan harus
mulai melakukan pendataan kepada masyarakatnya, terkait berapa banyak
masyarakatnya yang masih belum bisa membaca Al-Qur'an.
Setelah dilakukan pendataan, maka
peranan kewilayahan adalah memfasilitasi para masyarakat tersebut, untuk dapat
belajar membaca Al-Qur'an.
"Ini program mendasar dan penting
untuk dilakukan, karena kita sebagai seorang muslim, sangat khawatir apabila di
yaumil akhir nanti, kita akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT, karena
masih ada saudaranya yang belum bisa membaca Al-Qur'an," ujarnya.
Program selanjutnya yang harus juga
dapat diwujudkan, adalah gerakan membantu sesama. Setiap RW yang memiliki
kelebihan kemampuan, baik secara ekonomi maupun aspek positif lainnya dapat
memberikan bantuan kepada RW lainnya.
Bahkan, dalam ruang yang lebih detail,
setiap keluarga yang memiliki kelebihan kemampuan dapat memberikan bantuan
kepada keluarga lainnya yang membutuhkan bantuan.
"Di dalam QS. Al-Maun menjelaskan
tentang pentingnya kepedulian sosial, dimana terjadinya kemiskinan itu, diawali
dengan ketidakpedulian kita untuk mengurus anak yatim. Jika anak yatim tidak
diurus, maka mereka menjadi terlantar dan menjadi duafa," ujarnya.
Oleh karena itu, mengurus anak yatim
menjadi salah satu kewajiban semua sebagai seorang muslim. Selain untuk dapat
mewujudkan amal sosial dan meningkatkan kesejahteraan sesamanya, namun juga
dalam upaya menghadirkan keberkahan bagi Kota Bandung.* (Permana/red).