Warga Sukamiskin mengaolah sampah jadi pupuk an-organik |
Penggeraknya adalah Deny Sukirman,
Ketua RW 02 Sukamiskin. Ia menggerakkan warganya untuk melaksanakan Kang Pisman
sejak tahun 2020.
"Bukan hanya Kang Pisman, kami
juga ada Buruan Sae. Jadi ada peternakan ayam, kebun, dan ada kolam ikan lele.
Prinsipnya Waste to food, integrasi dari pengolahan sampah," jelas Deny
seusai sosialisasi Kang Pisman di SOR Arcamanik, Minggu 21 Mei 2023.
Tahap pertama ia menyosialisasikan
Kang Pisman kepada petugas sampah di RT RW, ibu-ibu PKK, dan karang taruna.
Lalu, menyediakan fasilitas ember sampah dan jadwal pengangkutan sampah oleh
petugas.
"Kita sediakan lima ember untuk
satu rumah. Sampah yang sudah terkumpul, diangkut ke TPS. Sistem pengolahan
sampah organiknya dengan Black Soldier Fly (BSF)," jelasnya.
Agar semakin semangat, ada reward
kepada warga yang rajin dan rutin mengolah sampah, yakni mendapatkan satu ekor
ayam.
Usaha ini pun berbuah manis.
Berdasarkan catatan RW 02 Sukamiskin, sebanyak 276 KK dari 368 KK sudah
berhasil memilah sampah dengan baik.
Sampah organik rata-rata yang
dihasilkan di wilayah tersebut sebanyak 150 kg/hari. 100 kg sampah per hari
diolah dengan sistem magot dan pengomposan. Lalu 50 kg sisanya diangkut tim
DLH.
"Sampah anorganik 5 kg/hari di
manfaatkan kembali. Sehingga jumlah sampah yang dapat dimanfaatkan kembali
sebanyak 105 kg/hari atau 3.150 kg/bulan," paparnya.
Namun, ia mengakui salah satu kendala
dalam mengolah sampah adalah sampah residu seperti kaca, pecahan lampu,
termasuk plastik-plastik. Sebab untuk pengolahan sampah residu itu pihaknya
belum memiliki sarananya seperti mesin atau apapun yang bisa mengolah sampah
sampai habis.
"Ada juga dekat wilayah kami yang
mengolah sampah residu itu dengan sistem pembakaran secara manual. Tapi
ternyata setelah dicoba, belum tepat di lingkungan kami karena wilayahnya
terlalu padat penduduk. Khawatir nanti malah berdampak negatif pada lingkungan,
padahal niat awalnya justru ingin mengolah sampah tapi malah menyembuhkan
masalah lain," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia berharap bisa
berkolaborasi dengan RW yang mempunyai sarana untuk mengolah sampah residu
dengan lebih baik.
"Kalau semua RW bisa berporses,
bertindak, membantu penanganan sampah dari mulai warga dan pengurusnya bisa
mengurangi sampah, sehingga produksi sampah yang dihasilkan tidak lagi dibuang
ke TPS bahkan ke TPA. Saya yakin pasti sampah di Kota Bandung pada akhirnya
akan selesai. Lingkungan lebih bersih, lebih segar, dan lebih sejuk,"
harapnya. (din/adv).