Plh Wali kota Bandung Ema Sumarna memimpin rapat TPID terkiat persiapan mengahdapi El Nino (foto:hms). |
Dalam kesempatan tersebut, Plh Wali
Kota Bandung, Ema Sumarna menyampaikan, hampir 100 persen bahan makanan pokok
Kota Bandung dipasok dari luar daerah.
"Kita mengetahui secara persis
mengenai pasokan. Kalau sudah kekeringan pasti ada hambatan, panen gagal dan
lainnya. Maka dari itu distributor harus dipantau terus oleh kita,” ujar Ema.
Ia meminta untuk terus menjaga
kelancaran distribusi dan memastikan pasokan barang tidak terhambat.
"Organisasi perangkat daerah
(OPD) terkait seperti DKPP, Disdagin, termasuk Dishub harus memastikan tidak
boleh ada hambatan pasokan pangan ke Kota Bandung," ungkapnya.
Ia juga menggarisbawahi hal lain yang
harus diantisipasi dalam endemi ini adalah euforia. Sebab masyarakat sudah
tidak lagi memperhatikan protokol kesehatan yang tempo lalu sangat ketat untuk
menjaga mobilitas manusia.
"Jangan-jangan ini pun harus kita
antisipasi. Sebab, jika berbicara data pandemi, di Bandung belum selesai
sebetulnya. Cuma kadarnya berada di bawah,” akunya.
"Positivity rate di 8 persen,
padahal batas yang ditetapkan WHO itu 5 persen. Ini ada ancaman masih tetap
ada. Walaupun kita sekarang sudah dibebaskan dari status pandemi. Namun, karena
kalau itu kembali berulang akan terjadi porak poranda lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian
Perekonomian Setda Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi menguraikan, perkembangan
inflasi Kota Bandung untuk bulan April 2023 berada pada posisi paling rendah
dibandingkan dengan 7 kota besar lain se-Jabar.
"Indeks harga konsumen (IHK)
yaitu 0,32 persen dan 4,17 persen untuk year on year (YoY) dan merupakan
inflasi yang terendah di Jawa barat. Kemudian penyumbang inflasi terbesar di
Kota Bandung masih di kebutuhan komoditas daging ayam ras dengan bobot sebesar
0,03 persen," papar Tubagus.
Ia berpendapat, angka tersebut masih
tinggi karena kurangnya pasokan dari para peternak pada saat libur Lebaran.
Sehingga menghambat kelancaran distribusi pengiriman pasokan pangan ke Kota
Bandung.
Tak hanya itu, ia menambahkan, dalam
menghadapi fenomena El Nino dan pasca pencabutan status Covid-19 oleh WHO
diperlukan juga strategi yang dapat diimplementasikan oleh TPID untuk menjaga
ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Kota Bandung.
"Peran aktif TPID dan sinergitas
pengurusnya di Kota Bandung ini diharapkan mampu menjaga tren inflasi yang saat
ini sudah membaik di kota Bandung," imbuhnya.
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah
Jabar, Kibti Hartiyanti juga ikut menuturkan kondisi terbaru mengenai indikator
perbaikan ekonomi global. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi
global di tahun 2023 itu dapat mencapai 2,6 persen.
"Triwulan pertama 2023 ini tumbuh
5 persen. Kondisi ini lebih baik dari triwulan IV tahun 2022 yang sebesar 4,61
persen," katanya.
Ia mengungkapkan, inflasi gabungan
dari tujuh kota IHK di Jawa Barat per April menunjukkan hasil yang membaik.
Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan kembali kepada rentang sasaran 3
persen pada akhir 2023.
"Untuk mencapai target 3 persen
+- 1 pada akhir 2023 itu dapat dicapai beberapa hal yang perlu kita waspadai.
Pertama, terkait dengan kenaikan harga energi global pascapademi,"
jelasnya.
Kedua, terkait dengan El Nino yang
akan mempengaruhi produksi dan panen. Ketiga, terkait dengan peningkatan
mobilitas masyarakat karena sudah dicabutnya status Covid-19.
"Ini pasti akan meningkatkan
mobilitas masyarakat dan akan berpengaruh pada peningkatan permintaan dari
masyarakat," katanya.
Hal lain perlu diperhatikan adalah
kenaikan beberapa harga yang diatur oleh pemerintah, seperti BBM dan PDAM. Hal
tersebut juga perlu untuk dilihat pengaturannya seperti apa di sepanjang tahun
2023 ini.
Selain itu beberapa upaya penundaan
inflasi di tahun 2023 yang telah dilakukan oleh TPID provinsi maupun kabupaten
kota bersama Bank Indonesia adalah melalui kegiatan Operasi Pasar dan Pasar
Murah.
"Lalu, upaya antisipasi fenomena
El Nino di Jawa Barat terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan. Untuk
jangka pendeknya, dengan membuat bendungan sementara," tuturnya.
Kemudian, melakukan gerakan hemat air
melalui gilir giring mengaktifkan perbaikan saluran irigasi yang rusak, serta
mendorong pengadaan benih tanaman yang tahan dengan musim kemarau.
"Untuk jangka panjangnya yaitu
menginventarisasi daerah-daerah yang rawan kekeringan. Lalu perbaikan jaringan
irigasi di tingkat usaha tani dan penataan pola usaha tani terpadu,” imbuhnya.
(din/red).