Pekerja dari DSDABM Kota Bandung sedang menyedot banjir di kawasan gedebage (foto:ist). |
Ada beberapa sebab banjir di kota Bandung,
diantaranya curah hujan relative tinggi;
masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah; drainase
yang tidak mampu menampung curah air hujan; masih kurangnya sumur resapan;
tingginya sedimentasi dan sampah di saluran drainase serta adanya alih fungsi lahan.
Dalam penanganan banjir di kota
Bandung bukan semata menjadi tanggungjawab pemerintah kota Bandung, dalam hal
ini Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, tetapi harus
berkolaborasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD). Bahkan seluruh ASN di lingkkungan pemerintah Kota Bandung harus
memiliki Sense of Crisis dalam mengatasi banjir, termasuk dukungan
warga Bandung.
Sementara itu, menanggapi permasalahan
banjir dan sampah di Kota Bandung, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga
(DSDABM) Kota Bandung Ir. Didi Ruswandi
MT menyampaikan, penanganan masalah banjir ini bukanlah perkara yang mudah dan
dapat diselesaikan secara instan karena berkaitan dengan banyak hal.
Menurut Didi upaya dan langka yang
dilakukan untuk mengatasi banjir, Pemkot Bandung telah membangun 9 Kolam
Retensi Baru, 647 Sumur Resapan Dangkal, dan 3.706 Drumpori.
Selain itu, Pemkot Bandung juga rutin
mengeruk saluran air, serta menghadirkan rumah pompa air yang siap siaga ketika
banjir.
Lebih lanjut dikatakannya pembenahan
untuk mengantisipasi banjir, di tahun 2023 Pemkot Bandung akan membangun
tambahan kolam retensi di Margahayu Raya. Lalu, rumah pompa di Cibaduyut bawah
tol dan rumah pompa di Jalan Ters Pasirkoja exit tol.
Seperti Kolam Retensi Rancabolang yang
memiliki sejarah panjang sejak 2019. Kolam yang memiliki luas sekitar 8.000
meter persegi ini mulai berfungsi sebagai penyerap air saat hujan deras.
Pemkot Bandung juga telah membuat
sumur imbuhan dangkal sebanyak 5.000 unit dan sumur imbuhan dalam sebanyak 30
unit. Jumlah itu akan terus bertambah di setiap ruang, ujarnya.
Didi juga menambahkan, bahwa pihaknya
meminta kepada seluruh ASN Pemkot
Bandung bersama Warga Bandung, dalam menanggulangi
banjir ?.....
Ada beberapa upaya harus dilakukan
oleh ASN dan Warga Bandung dalam
mengatasi dan mengantisipasi banjir,
diantaranya :
1. Memberikan
contoh perilaku dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai yang akan
mengakibatkan tersendatnya gorong-gorong dan drainase;
2. Menanam
pohon di halaman rumah dan atau lingkungan sekitarnya untuk dapat meningkatkan
daya serap air tanah;
3. Membuat sumur resapan dangkal (drumpori) di sekitar tempat tinggal;
Pembenahan trotoar sekaligus mengerukan sampah dan sendimentasi drainase (foto:ist). |
1. Setiap
pemohon Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) di Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi
dan Tata Ruang (Dinas Cipta Bintar) wajib membuat sumur resapan dangkal;
2.
Membangun dan memelihara taman kota sebagai
ruang terbuka hijau dan serapan air oleh Dinas Perumahan dan Kawasan
Pemukiman;
3. Konservasi
lahan kritis di hulu sungai dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup;
4. Sosialisasi
dan edukasi masiv yang dilakukan oleh aparat kewilayahan kepada warga
masyarakat serta memastikan pasukan gorong-gorong dan kebersihan melakukan
pemeliharaan saluran air dan melakukan fungsi pemantauan ketika hujan deras ;
5.
Adapun, sebagai dinas teknis yang mengampu urusan Pekerjaan Umum khususnya
dalam penanganan banjir, maka Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung
melaksanakan pembangunan infrastruktur penanganan banjir seperti pembangunan
rumah pompa, tembok penahan tanah, penataan sempadan sungai , membuat kolam
retensi (parkir air), serta normalisasi sungai dan saluran air.
Berbagai upaya Pemkot Bandung melalui kegiatan
kolaborasi lintas OPD dengan melibatkan masyarakat tentunya diharapkan ke
depannya Bandung bebas banjir dan kembali menjadi Bandung Kota Kembang dengan
julukan Parisj Van Java. ( Avd/sein).