Plh Wali kota Bandung Ema Sumarna saat meninjaun TPS di Kel Kebonwaru Kac. Batununggal (foto:hms). |
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna
menyatakan, terus berkoordinasi dan turun langsung ke lapangan untuk mengurai
permasalahan tersebut.
"Saya tiada hari tanpa kontrol
TPS terutama TPS-TPS yang masih perlu ada kendali dan atensi. Misalnya
penanganan sampah di RW 5 Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal ternyata
sebetulnya di sini sudah cukup baik," ucap Ema saat mengunjungi TPS Jalan
Banten, Selasa 9 Mei 2023.
Untuk menangani 33 TPS yang masih
overload, pihaknya terus berkoordinasi untuk aktivasi Sarimukti dan tetap
membuka TPA darurat Cicabe.
"Sampai saat ini sudah 51 rit
sampah yang kita angkut ke Cicabe. Tapi ini tidak bisa bertahan lama. Kita
masih bergantung kepada TPA Sarimukti. Kalau di sana sudah 100 persen, saya
berani ambil kebijakan untuk kita berhenti di Cicabe dan kembali lagi semua ke
Sarimukti" ujarnya.
Oleh karena itu, pada 14 Mei 2023
mendatang pihaknya akan berkeliling ke seluruh RW sambil menjalankan praktik
baik dari contoh keberhasilan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh RW 12
Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal.
"Karena di sana sampah itu
selesai di TPS. Keren kalau itu semua terjadi di 1.558 RW se-Kota
Bandung," bebernya.
Menurutnya, program Kang Pisman
sebetulnya berjalan baik. Dalam kondisi normal pun sampah yang dihasilkan tiap
hari sebanyak 1.500 ton. Jumlah yang bisa diangkut oleh Pemkot Bandung ke TPA
sebanyak 1.200 ton. Sedangkan 300 ton sisanya itu optimalisasi kinerja Kang
Pisman.
"Coba bayangkan kalau 300 ton itu
dikali sebulan atau tahun, pasti tidak tertangani. Kota ini nanti jadi lautan
sampah," ungkapnya.
Selain itu ia memberi contoh di
Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Rancasari pemanfaatan maggot berjalan baik.
Hasilnya bisa membantu pupuk bagi masyarakat yang masih berprofesi tani di
sana. Sehingga saling berbagi nilai manfaat.
Sedangkan untuk TPA Legoknangka, Ema
mengaku informasi dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan sekarang
sudah mengerucut pada dua perusahaan dari Jepang yang akan menangani sampah di
sana.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Dudy Prayudi menyampaikan sampah dari TPS
yang overload diangkut ke TPA Cicabe menggunakan truk-truk kecil.
"Ada 33 yang belum normal. Salah
satu kendalanya kita masih keterbatasan alat berat. Kalau dilakukan secara
manual dengan tenaga manusia, membutuhkan waktu yang lama. Sehingga alat berat
ini digilir dari satu TPS ke TPS lain," papar Dudy.
Jika kondisi sudah kembali normal, TPA
darurat Cicabe akan ditutup dan semua sampah kembali diangkut ke Sarimukti.
"Kita berharap dan terus edukasi
masyarakat agar terus menerapkan Kang Pisman. Kalau bisa jangan produksi banyak
sampah," tuturnya.
"Sampah organik bisa dibuat pupuk
kompos, ditaruh di Loseda. Sampah anorganik itu bisa disetorkan ke bank sampah
sehingga bisa bernilai,” imbuh Dudy. (din/red).