Lahan sawah produktif harus dipertahankan (ilustrasi) (foto:ist). |
Dalam mempertahankan posisi sebagai
lumbung ketahanan nasional, tentunya harus ada beberapa langkah yang harus
dilakukan oleh Pemprov Jabar, diantaranya : Pertama, mempertahankan Lahan Baku
Sawah (LBS) dan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD).
Kedua mendorong Pemerintah Provinsi
Jabar melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) untuk terus melakukan
kajian dan berinovasi dalam bidang pertanian, agar dapat meningkatkan hasil
produktifitas pertanian.
Kedua hal tersebut, harus dilakukan
oleh Pemerintah provinsi Jabar melalui Dinas TPH, untuk itu, Komisi II DPRD Jabar terus
mendorong Dinas TPH bersama jajaran UPTD
Balai Benih Padi dan Palawija agar terus melakukan inovasi di bidang pertanian.
Hal ini penting, seiring dengan semaki
terkikisnya lahan produktif pertanian di Jabar karena alih fungsi lahan. Ada
yang menjadi komplek perumahan, pertokoan, pabrik maupun lainnya. Sehingga
Lahan Baku sawah (LBS) dan juga turut terkikis, ujar anggota Komisi II dari
daerah pemilihan Kabupaten/ Kota Cirebon dan Indramayu ini, Sabtu (27/5/2023).
Dikatakan, bahwa provinsi Jabar
memiliki LBS seluas 1.028.210,60 ha dan
LSD seluas 878.587,73 ha. Dari sana muncul angka Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) per 31 Desember 2021 seluas 718,406,47 ha. Setelah
updating, angkanya berubah menjadi 730.898,31 ha. Mampukah angka tersebut
dipertahankan?..
Mempertahankan angka LP2B di Jabar,
rasanya sangat sulit, hal ini kenyataan dilapangan sudah banyak lahan tergerus
dan banyak pula Proyek Strategis Nasional (PSN) masuk ke Jabar. Padahal, setiap
pembangunan berskala besar pasti membutuhkan lahan yang relatif besar pula.
Ditambah lagi dengan alih fungsi lahan.
Agar lahan pertanian tidak semakin
tergerus dan produktifitas tetap meningkat, Komisi II DPRD Jabar juga mendorong
pembukaan lahan pertanian baru dan meningkatkan pola tanam dengan menggunakan
bibit-bibit unggul hasil penelitian dari UPTD Balai Benih Padi dan Palawija.
Selain itu yang tidak kalah penting
juga, yaitu ketersediaan jaringan irigasi yang memadai dan ketersedian pupuk
baik organic mauun non organic.
Lebih lanjut Syamsul mengatakan, bahwa
selama pandemi covid-19 melanda Indonesia terutama Jabar, sector pertanian masih mampu bertahan bahkan
sebagai salah satu penyumbang PAD Jabar.
Untuk itu, kedepan harus ada gebrakan baru dalam pengelolaan di sektor pertanian,
sehingga meningkatkan produktifitas pertanian.
"Kita mengharapkan kedepannya
baik Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Daerah memberikan inovasi - inovasi baru
dan gebrakan - gebrakan baru agar produktifitas pertanian ini semakin baik
kedepannya," tandasnya. (AdiP/sein).