ilustrasi keluarga dalam mengatasi prevalen Stunting (foto:ist) |
“Dalam upaya percepatan penurunan
stunting, keluarga memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam
memberikan praktik pengasuhan yang baik dan menciptakan lingkungan sanitasi
yang memenuhi standar kesehatan,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan
resmi yang diterima Humas Kota Bandung.
Menurut Hasto, penyelenggaraan
Peringatan Hari Keluarga Nasional 2023 menjadi momentum yang tepat dalam
penguatan komitmen bersama bagi seluruh lapisan masyarakat dalam upaya
penguatan peran keluarga dalam percepatan penurunan stunting.
Ia menjelaskan, stunting yang
merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang dan stimulasi lingkungan yang kurang mendukung.
Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar.
Berdasarkan survei Studi Status Gizi
Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting pada 2022 berada pada angka 21,6
persen. Angka ini menunjukkan satu dari lima anak Indonesia mengalami stunting.
“Oleh sebab itu, peningkatan
pengetahuan dan pemahaman keluarga serta komunitas berperan penting untuk
pencegahan stunting dan mempersiapkan anak agar tumbuh kembang optimal menjadi
generasi maju,” ujarnya.
Hasto melanjutkan, beberapa upaya
perlu dilakukan untuk penguatan peran keluarga dalam percepatan penurunan
stunting.
Menurutnya, untuk mencapai target
prevalensi stunting 14 persen pada 2024, harus dilakukan bersama-sama dengan
mengintervensi langsung kepada anak-anak stunting.
“Momentum Hari Keluarga Nasional 2023,
diharapkan dapat menjadi daya ungkit keberhasilan program dan penguatan
komitmen bersama menurunkan stunting,” jelas Hasto.
Adapun angka prevalensi stunting di
Kota Bandung semakin turun tiap tahunnya. Per 7 Februari 2023, Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bandung menyampaikan, prevalensi stunting di
Kota Bandung di tahun 2022 turun 7 persen dibandingkan sebelumnya.
Pada 2021, prevalensi stunting Kota
Bandung berada di angka 26,4 persen. Lalu di tahun 2022 mengalami penurunan
menjadi 19,4 persen.
Pemkot Bandung menargetkan prevalensi
stunting di Kota Bandung bisa mencapai angka 14 persen pada 2023. (ray/red).