KSM Dabaresih RW 05 Dago mengelola Sampah Organik di Kel.Dago Kec. Coblong Bandung |
Hal ini dijelaskan Ketua Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Dabaresih RW 05 Dago, Agus Sukaryat. Ia memaparkan,
pengolahan sampah organik di wilayahnya dilakukan setiap hari Sabtu pukul 08.00
WIB.
"Kita jemput sampahnya dari rumah
ke rumah. Setiap warga difasilitasi ember terpilah. Lalu kita jemput sampahnya
dan dikumpulkan di satu titik sumber di pos Dabaresih," ujar Agus.
Sampah organik diolah dengan bata
terawang, drum komposer, loseda, dan wadah sisa makanan (wasima). Hasil
olahannya mlmenjadi pupuk padat, eco enzim, mikroorganisme lokal (MOL).
"Hasilnya juga terintegrasi
dengan Uber Farming. Ada Buruan Dabaresih juga. Kita libatkan warga untuk
mengelolanya. Di sini kita buat penghijauan tematik tiap gang. Ada gang jahe,
ada gang tanaman hias. Media tanamnya dari galon yang ada di bank sampah,"
paparnya
Selain sampah organik, warga juga
membawa sampah anorganik untuk ditabung di bank sampah. Di sana, Agus dan
timnya memilah ulang sampah-sampah yang masih bisa diolah.
"Setelah dipilah, kami setorkan
ke bank sampah induk Kota Bandung. Sebulan dua kali sampah anorganik disetorkan
ke bank sampah induk. Kita juga menerima sampah minyak jelantah," katanya
Sampah anorganik yang tidak diterima
bank sampah, diolah menjadi kreasi daur ulang. Seperti saat acara 17 Agustus,
warga membuat kreasi daur ulang sampah dalam bentuk ecobricks.
"Karena sampah sachet itu belum
bisa diterima atau ditampung bank sampah induk, sehingga kami olah saja jadi
kreasi ecobricks. Bisa jadi kursi dan meja. Kami bikin tikar juga,"
ungkapnya.
Bahkan, beberapa warga RW 05 sudah menukarkan
sampah dengan logam mulia. Jika tabungan nasabah sudah mencapai Rp44.000, bisa
ditukarkan dengan logam mulia seberat 0,025 gram.
"Ada lima nasabah yang sudah
berhasil menukarkan tabungan sampahnya dengan logam mulia," tuturnya.
Ia beharap, semangat KSM Dabaresih
bisa tetap konsisten dan berkelanjutan untuk terus mengedukasi tentang
pemilahan sampah dari sumber atau rumah tangga.
"Ke depannya kita juga sudah ada
rencana untuk bergabung dengan program Kementerian Lingkungan Hidup. Lalu
menambah aksi adaptasi lingkungan selain penghijauan, seperti pengampungan air
hujan, penanganan air limbah, dan penanganan banjir serta longsor,"
akunya.
Dalam waktu dekat ini, KSM Dabaresih
juga akan kolaborasi dengan Get Plastic Learning Center, salah satu komunitas
non-profit di Bali untuk memperluas jangkauan dan gerakan pengolahan sampah.
(din/red).