Rapat bersama progres pembangunan Fly over dan JPO Ciroyom di Balai kota Bandung |
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna
menyampaikan, dengan upaya yang sudah dilakukan, sampai saat ini secara umum
kondisi masyarakat di sana sudah kondusif.
"Walaupun untuk kondisi
kekinian, kita harus agak hati-hati dalam perhitungan waktu. Kalau ini kurang
ada kepastian, akan mendegradasi kepercayaan masyarakat. Kalaupun ada
keterlambatan, harus segera dikomunikasikan," tegas Ema saat rapat bersama
Balai Perkeretaapian di Balai Kota Bandung, Selasa 27 Juni 2023.
Ia mengatakan, Balai Perkeretaapian
juga bisa langsung pro aktif dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Pihaknya
akan terus mendampingi mediasi agar chemistry dengan masyarakat bisa terbangun.
Selain itu, Ema menuturkan,
pembangunan jembatan penyebrangan orang (JPO) baiknya diutamakan selesai lebih
dahulu untuk mempermudah masyarakat melintas tanpa harus berputar ke jalur
lain.
"Di saat benteng rel dan fly
over dibangun harus beriringan dengan pembangunan JPO. Bahkan, kalau bisa JPO
itu diutamakan selesai duluan. Jangan sampai masyarakat jadi berkali-kali
terhambat aktivitasnya," usulnya.
Ia menambahkan, penanganan aset
yang sudah dibebaskan pun harus jelas. Jangan sampai menimbulkan polemik lain
terkait progres yang tidak signifikan.
Sementara itu, Kepala Balai Teknik
Perkeretaapian Kota Bandung, Cendrawan mengatakan, progres pembangunan fly over
Ciroyom saat ini sudah mencapai 33,5 persen.
"Sekarang sedang dilakukan
pekerjaan pembesian pierhead, finishing body dan pierhead, pemasangan bekisting
body, pengecoran body, pengecoran pier head, dan finishing abutment,"
jelas Cendra.
Pada pembangunan fly over Ciroyom
terdapat salah satu cagar budaya milik Pemerintah Kota Bandung yang akan
terkena dampaknya yakni rumah potong hewan (RPH).
"Ada cagar budaya yang nanti
kena yakni rumah potong hewan (RPH). Kami perlu mendapatkan rekomendasi dari
DKPP untuk pos jaga," ungkapnya.
"Kami nanti akan menutup
lintasan di sebelah fly over. Akan kami bangun JPO. Untuk memfasilitasi warga
di Jalan Arjuna kami akan membangun jalan di sisi kanan kiri fly over,"
lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar
mengaku, akan terus berkoordinasi dengan Balai Perkeretaapian untuk mencari
solusi agar RPH masih bisa beroperasi dengan normal
"Ini RPH milik Pemkot Bandung.
Harus terus kita pikirkan bagaimana agar RPH masih bisa berjalan," ucap
Gin Gin.
Ada
Pipa PDAM
Sedangkan Dirut PDAM Tirtawening
Kota Bandung, Sony Salimi mengatakan, terdapat pipa jenis ACP (Asbestos Cement
Pipe) yang melintas dari Jalan Abdul Rahman Saleh sepanjang 600 meter. Ia ingin
memastikan agar pipa tersebut tidak terkena dampak dari pembangunan fly over
Ciroyom.
"Di sana ada pipa 600 meter
yang cukup besar jenis ACP (Asbestos Cement Pipe) melintas di sebelah kiri
jalan. Pipa itu melayani sekitar 2.731 pelanggan,” jelas Sony.
"Mohon nanti dalam
pembangunannya, kami butuh detail DED-nya untuk memastikan apakah pipa kita ini
terkena tiang pancang atau tidak," imbuhnya. (din/red).