Wakil Ketua Kota Bandung Acmad Nugraha foto bersama saat pembagian ijazah kesetaraan SD, SMP, SMA oleh Karang TTaruna Kota Bandung (foto:humpro). |
Achmad menjelaskan, kepedulian yang
dilakukan oleh Karang Taruna Kota Bandung terhadap persoalan sosial ini cukup
tinggi. “Selama kepemimpinan Kang Andri ini saya lihat beberapa hal yang
kemudian kreatifitas Karang Taruna yang dibangun memberikan kontribusi bagi
Pemkot Bandung maupun masyarakat Kota Bandung. Salah satunya ini, cara
bagaimana Karang Taruna mengaplikasikan kepedulian terhadap sesama. Di sini
anak putus sekolah akhirnya mau dan menuntaskan PKBM Paket A, Paket B, Paket
C,” katanya.
Achmad melihat kerja keras dan tekad
warga, tanpa melihat usianya, untuk meraih pendidikan dan mendapatkan ijazah.
Meski pada akhirnya ijazah pendidikan ini ditempuh demi mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik, warga ini telah membuktikan kesungguhannya belajar dengan
bukti lulus ujian.
“Contohnya yang lulus Paket A. Mungkin
dia ingin melanjutkan ke tingkat sarjana. Di Bandung ada universitas yang
membebaskan biaya bagi warga kurang mampu. DPRD Kota Bandung siap membantu,”
ujarnya.
Lebih lanjut Achmad menjelaskan,
Karang Taruna punya kontribusi untuk membantu pemerintah yang kesulitan
mendeteksi persoalan masyarakat sampai tingkat kelurahan. Di tengah keyakinan
Achmad bahwa masih banyak anak yang putus sekolah, Karang Taruna yang memiliki
struktur hingga ke tingkat RW bisa menyiapkan bantuan relawan.
Program penanganan putus sekolah ini,
kata Achmad, juga muncul berkat azas gotong royong, saling peduli, dan saling
bantu dari Karang Taruna.
“Di sinilah eksistensi Karang Taruna,
bagaimana siswa yang putus sekolah bisa menyelesaikan pendidikannya. Penting
bagi dinas terkait dan pemerintah, jangan membiarkan perjuangan Karang Taruna
yang kontribusinya bisa dirasakan sampai tingkat RW. Saya kira ini patut
diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bandung. Bagaimana gerak langkah Karang
Taruna Kota Bandung ini agar anak-anak Kota Bandung tidak ada yang tidak
sekolah karena persoalan biaya,” ujarnya.
Tahun ini, Karang Taruna Kota Bandung
telah mengantar 72 warga untuk meraih pencapaiannya sebagai wisudawan kelas
Paket B dan Paket C. Total telah ada 300 lebih warga yang lulus pendidikan
kesetaraan yang dibantu Karang Taruna Kota Bandung dalam kurun lima tahun
terakhir.
“Yang paling mengharukan buat saya ada
seorang bapak yang umurnya 54 tahun, hanya lulus SD, hari ini diwisuda Paket B.
jadi sudah lulus SMP. Anak-anaknya ada yang sarjana dan ada yang SMA. Ini
membanggakan. Ini menjadi contoh bahwa menuntut ilmu itu harus sepanjang
hayat,” kata Ketua Karang Taruna Kota Bandung Andri Gunawan.
Ia menambahkan, program ini adalah
bagian dari misi Karang Taruna Kota Bandung untuk membantu pemerintah daerah
dalam rangka menuntaskan program wajib belajar.
Selain didera persoalan ekonomi, anak
putus sekolah juga perlu pendekatan persuasif. Karang Taruna perlu membujuk
anak-anak yang kerap bersinggungan dengan masalah kenakalan remaja untuk mau
kembali bersekolah. Oleh karena itu, peran Karang Taruna yang tersebar dan
paling dekat dengan publik hingga di tingkat RW bisa merangkul warga sekitar
yang putus sekolah.
“Jadi pendekatannya harus persuasif.
Kita mau menyaksikan ke depan Kota Bandung tidak ada lagi warga yang tidak
selesai sekolahnya. Kalau dibujuk, disemangati, mau kok anak-anak ini,”
ujarnya.
Andri menambahkan, program penanganan
putus sekolah bisa ditambah bila ada dukungan dari pemerintah.
“Saat ini, PKBM milik pemerintah kota
hanya ada satu di Kota Bandung, di Pasar Caringin. Saya berharap
didesentralisasi, bisa satu kecamatan satu PKBM. Saya harap anggarannya
ditambah. Kami sendiri tidak punya anggaran. Karang Taruna Kota Bandung ini
gotong royong, udunan. Buat pelaksanaannya, PKBM, semua udunan Karang Taruna,”
katanya.
Program Karang Taruna dalam sektor
pendidikan ini juga terkait dengan upaya mencegah PMKS sejak dini. “Kalau
pendidikan sudah terjamin, maka PMKS bisa tertangani. Anak-anak ini merupakan
generasi Kota Bandung yang masih menyimpan harapan untuk menyambut masa depan
yang lebih baik. Kita harus berani berinvestasi kepada pendidikan dan masa
depan manusia,” tuturnya. (Editor/red).