Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung gelar Anugrah Insan Pangan dan Pertatanian 2023 |
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot)
Bandung menginisiasi gerakan Buruan Sae sebagai upaya memunculkan kemandirian
pangan melalui pendekatan masyarakat.
"Upaya yang sudah dilakukan
adalah urban farming yang biasa disebut buruan sae. Support, komitmen, dan
perhatian dari pimpinan yang saat itu adalah Almarhum Mang Oded (Wali Kota
Bandung, Oded M. Danial) kita rasakan betul. Mulai dari menggulirkan ide,
sampai diformalkan menjadi program prioritas daerah," papar Kepala DKPP dalam acara Anugrah Insan Pangan dan Pertanian
Kota Bandung, Rabu 26 Juli 2023.
Program Buruan Sae berbasis pendekatan
keluarga dan rumah tangga yang berada di tingkat kewilayahan. Mulanya diuji
coba beberapa demplot di 6 wilayah Kota Bandung. Hingga sekarang sudah ada 375
titik Buruan Sae di Kota Bandung selama 2 tahun terakhir.
"Bahkan kita mendapatkan
penghargaan dari dunia dari Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) pada Oktober
2022. Kota Bandung dianggap memiliki terobosan yang bisa ditiru oleh banyak
kota dunia," ungkapnya.
Termasuk bidang pertanian lainnya
secara umum. Ia menambahkan, dalam 3 tahun ini, Kota Bandung berhasil
mengendalikan ketersediaan pangan serta menjaga mutu pangan.
"Semua ini karena banyak yang
bergerak, tidak hanya pemerintah, kami merasakan betul dari hari ke hari
perkembangan itu ditopang oleh insan pangan dan pertanian dari kolaborasi
pentahelix," ucapnya.
Dengan begitu ia berharap
ketergantungan Kota Bandung dalam memasok kebutuhan pangan bisa berkurang dan
menjadi mandiri dalam kedaulatan pangan. Bahkan ke depannya mampu mensupport
daerah lain.
Menanggapi hal tersebut, Asisten
Daerah 2 Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung, Eric M Attauriq
menyampaikan, perlu ada kiat dan upaya dari semua warga Bandung untuk
memastikan pasokan tetap aman terkendali.
"Per Juni ini, inflasi Year on
Year (YoY) kita berada di 3,80 persen. Ini di bawah rata-rata nasional dan
Jabar," aku Eric.
Menurutnya, inflasi menjadi salah satu
parameter formil berkaitan dengan daya beli masyarakat dan ketersediaan pangan
di sebuah wilayah.
"Kami sangat konsen dengan
ketahanan pangan ini. Apalagi dampak dari pasca Covid-19 dan geopolitik dunia,
maka hal yang jadi utama adalah ketahan pangan," tuturnya.
Ia berharap, dukungan dari para warga
yang menjalankan Buruan Sae bisa semakin ditingkatkan, sehingga target
ketahanan pangan di Kota Bandung bisa terwujud.
Salah satu penggiat Buruan Sae di
Kelurahan Ledeng, Yadi Supriyadi menuturkan, mulanya ia hanya bergerak di
bidang lingkungan. Namun, melihat potensi yang ada, akhirnya ia menggerakkan
pemuda dan masyarakat sekitar Ledeng untuk membuat perubahan.
"Saya membentuk CAI (Cinta Alam
Indonesia) dari tahun 2015. Lalu saat pandemi muncul di tahun 2020, kita
mencobalah untuk membantu ketahanan pangan masyarakat. Kita coba ke DKPP minta
bantuan bibit," jelas Yadi.
Selama menjalankan program Buruan Sae,
hasil pangan di wilayahnya bisa membantu warga yang dikarantina. Selain itu, ia
juga mengembangkan maggot melalui kolaborasikan program antara pengolahan
limbah organik menjadi ketahanan pakan dan pangan bagi Kota Bandung.
"Kita memanfaatkan lahan-lahan
yang tidak produktif jadi produktif, seperti tempat-tempat pembuangan sampah
ilegal. Kita permak menjadi ketahanan pangan di lingkungan. Kita tidak pernah
menjual hasil panen, semuanya untuk masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu peraih
penghargaan Kategori Buruan Sae Inspirator Peternakan Terbaik adalah Putri
Puspita, Ketua Kelompok Berkebun Buruan Sae Neglasari Asri.
Ia menceritakan, timnya mendapat
bantuan dari DKPP sebanyak 5 ekor ayam Sentul. Setelah dikembangbiakkan,
sekarang sudah berkembang sampai jumlahnya ratusan. Bahkan sekarang sudah ada
penetasan telurnya sendiri. Dagingnya pun sudah diperjualbelikan.
"Tantangannya lebih ke tempat
karena kita di perkotaan dan memang tempat itu masih sangat kurang untuk
mengembangbiakkan ayam," kata Putri.
Lokasi peternakan tersebut berada di
RW 7 dan RW 2 Neglasari, belakang GOR Citra. Ia juga menjelaskan, pesanan ayam
di kelompok Buruan Saenya meningkat saat hari-hari raya.
"Cuman kalau biasanya pemesanan
itu akan meningkat di saat-saat kayak mau Lebaran karena memang ayam kami ini
ayam kampung," akunya.
Untuk kisaran harganya, dibanderol
tergantung ukuran ayam. Ada yang mulai dari Rp40.000 - Rp70.000 per ekor.
Sedangkan untuk pengeraman telur,
mereka sudah memiliki alat sendiri yang suhu dan semua kebutuhannya telah
diatur. Namun, karena tempatnya yang kurang memadai, penetasan telur pun
berlokasi di kantor kelurahan.
"Hasil ini sebagian juga
dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan seperti ada beberapa yang memang
misalkan ada programnya dari kelurahan seperti untuk stunting dan lansia tidak
kita jual kita berikan," imbuhnya. (din/red).