Plh Wali kota Bandung Ema Sumarna saat bahas persiapan pembangunan BRT |
Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna
mengatakan, proyek BRT yang melibatkan Kementerian Perhubungan, Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat tersebut sebagai upaya mengurai kemacetan di
wilayah alglomerasi Bandung Raya.
"Ini bagian dari project Kemenhub
untuk membantu perbaikan transportasi massal di wilayah Bandung Raya. Tentunya
Kota Bandung menjadi lokus yang paling banyak terjadi perubahan pembangunan
transportasi masal yang dikoordinasikan oleh Pemprov Jabar melalui
Dishub," ungkap Ema di Balai Kota Bandung, Rabu 5 Juli 2023.
Ema menjelaskan, Pemkot Bandung akan
berkoordinasi dengan stakeholder terkait dan menyosialiasikannya kepada
masyarakat. Hal tersebut sebagai langkah transformasi transportasi di Wilayah
Kota Bandung.
"Ini bagian dari transformasi
transportasi. Tadi saya minta Plh Kadishub intens berkomunikasi dengan
kemeterian dan Dewan yang menjadi bagian ini," katanya.
Ema mengungkapkan, pada akhir Agustus
ini, Dishub Jabar bakal melakukan pilot project BRT pada sejumlah koridor di
Kota Bandung.
Jalur yang sudah disurvei dan
dilengkapi Detail Engineering Design (DED) yaitu Jalan Asia Afrika - sudirman,
Otista - Ahmad Yani.
Sementara itu, Kepala Bidang
Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi Dinas Perhubungan Jawa Barat,
Dhani Gumelar mengemukakan, BRT Bandung Raya akan menghubungkan lima daerah,
yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi,
dan Kabupaten Sumedang.
"Tahun depan (2024) kita akan
mulai menyiapkan infrstrukturnya seperti jalur khusus, selter, dan sarana
pendukung lainnya," kata Dhani.
Pembangunan BRT Bandung Raya didanai
Bank Dunia melalui pemerintah pusat dan diharapkan mulai beroperasi tahun 2026
atau 2027.
"Karena memerlukan infrastruktur
khusus, jadi proses pembangunannya memang cukup lama. Kurang lebih tiga
tahun," ujarnya.
Dhani menuturkan, sebetulnya di
Bandung Raya ada dua moda pengembangan transportasi massal, yaitu berbasis
jalan dengan BRT dan berbasis rel, Light Rail Transit (LRT).
"Namun karena yang paling
memungkinkan dibangun untuk sementara ini adalah BRT. Maka kita dahulukan
BRT," terang Dhani.
BRT Bandung Raya rencananya melayani
17 koridor dengan jumlah armada lebih kurang 450 bus. Dari sebanyak 450 bus,
sebanyak 40 persennya wajib menggunakan bus listrik sesuai dengan ketentuan
Bank Dunia. (sya/red).