Kepala DPPKB Kota Bandung , Dewi Kaniasari |
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan
Keluarga Berencana (DPPKB), Dewi Kaniasari menyebut, penurunan stunting terus
dilakukan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam lima tahun terkahir stunting di
Kota Bandung terus menurun. Tahun ini, Pemkot Bandung menargetkan prevalensi
stunting menjadi 14 persen.
Ia menyebutkan, target besarnya adalah
zero stunting, tapi minimal tidak ada kasus stunting yang baru. Pencegahan
stunting baru merupakan prioritas melalui tagline Bandung Besti Anyar atau
Bandung Bebas Stunting Anyar (baru).
Untuk itu pencegahan harus dimulai
dari kalangan remaja, ibu hamil dan 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
"Pencegahannya mulai dari remaja
terutama remaja putri, ibu hamil, terutama dalam 1.000 hari kehidupan bayi yang
harus kita intervensi. Makanan Pendamping Asi (Mpasi) juga berpengaruh maka
harus asupan yang bergizi," katanya saat menjadi narasumber Bandung
Menjawab di Balai Kota Bandung, Senin 24 Juli 2023.
Berbagai program pun diluncurkan
seperti Program Pangan untuk Daerah Rentan Rawan Pangan dan Stunting
(Pangersa), aplikasi e-penting (pendataan stunting), roadshow ke wilayah,
sekolah dan juga melalui edukasi yang kreatif dan masif ke masyarakat dengan
komunitas.
"Kita punya lebih dari 5.000
kader yang siap melakukan edukasi dan pendampingan. Selain wilayah kita juga
keliling ke sekola. Target kita remaja putri terutama SMP yang menjadi
kewenangan Kota Bandung. Bagaimana mengawal SDM, kita rodshow ke sekolah
bersama Disdik dan berkolaborasi dengan komunitas kreatif sehingga informasi
menjadi lebih interaktif," ujarnya.
"Kita juga membuat aplikasi
e-penting pendataan stunting, pembuatan film pendek dan edukasi tentang stunting,
keliling road show ke kecamatan," imbuhnya.
Bahkan, untuk semakin melejitkan peran
kolaborasi pentahelix, Pemkot Bandung juga sudah memiliki peraturan daerah yang
mengatur mengenai CSR.
ak hanya itu, Pemkot Bandung juga
telah meluncurkan aplikasi Bandung Emergency Application Support (BEAS). Lewat
aplikasi ini, warga dan petugas mampu mendeteksi lokasi ambulans yang
dibutuhkan.
Ia menuturkan, dengan adanya
kolaborasi, bukan hanya aspek kesehatan yang dibenahi, tapi juga di luar
kesehatan.
"Sudah ada kolaborasi melalui
komunitas akademisi untuk percepatan penurunan stunting," katanya.
Ia berharap, berbagai program tersebut
dapat terus konsisten dilakukan dengan di dukung penuh oleh masyarakat dan
berbagai stakeholder.
"Target pada 2045, kita ingin
zero stunting untuk SDM berkualitas," ujarnya. (rob)**