Sekretaris Komisi V DPRD Jabar H.Memo Hermawan dari FPDIP (foto:ist). |
Sekretaris Komisi V DPRD Jabar H.Memo
Hermawan mengatakan, masih cukup banyaknya kecamatan di Jabar yang belum
memiliki SMA dan SMK Negeri karena terkendala dalam hal pengadaan lahan untuk
sekolah.
“Masalah lahan menjadi kendala utama untuk membangun sekolah
baru di kecamatan yang belum ada SMA dan SMK Negeri. Hal ini karena syarat untuk SMA itu harus ada lahan 6500
meter persegi dan SMK sekitar Satu hektare. Sedangkan sekarang untuk mencari
lahan seluas tersebut tentunya tidaklah mudah ditambah lagi mahalnya harga
lahan”, kata Memo Hermawan dari Fraksi PDI Perjuangan saat dihubungi melalui telepon genggamnya, Jum'at (14/7/2023).
Mantan Bupati Garut ini mengatakan, kalau
Pemprov Jabar harus membeli lahan untuk sekolah
SMA dan SMK Negeri tentunya sangat berat, mengingat harga jual lahan yang pada
pendudukunya harga sudah cukup mahal. Sementara anggaran APBD Jabar cukup
terbatas.
Kalaupun dipaksakan untuk beli lahan dulu
dan kemudian untuk membangun sekolah baru dianggarkan kembali, tentunya memakan waktu yang cukup lama karena
tidak cukup dalam beberapa tahun anggaran.
Untuk itu, Komisi V DPRD Jabar dalam
rapat dengan Tim Anggaran Provinsi dan Disdik Jabar pernah menyampaikan, pandapat
dan memberikan solusi. Solusinya yaitu pihak Disdik Jabar berkolaborasi dengan
Dinas Pemeberdayaan MAsayrakat Desa (DPMDes).
DPMDes bisa berkoordinasi dengan Pemkab/pemkot melalui DPMDes Kab dan DPMKelurahan untuk mencari informasi lahan aset desa/
kelurahan yang dapat dipergunakan untuk membangun SMA dan/atau SMK Negeri.
"Tanah yang aset desa/ kelurahan
itu, sangat mungkin untuk difungsikan dan dapat bersertifikasi dinas pendidikan
cq SMA Negeri setempat, ketika itu sudah ada sertifikasinya, maka disitu
pemerintah Provinsi Jabar bisa bergerak cepat untuk membangun unit sekolah
barunya, selama ini terkendala dengan tanah, harus beli," katanya.
Jadi selama kendala pengadaan lahan
belum dapat terpenuhi, tentunya akan sulit dapat dibangun sekolah baru di kecataman
yang belum sekolah SMA / SMK Negeri, tandasnya. (Adip/sein).