Warga dari berbagai daerah dan mancanegara berbaur merayakan Asian African Festival 2023 di Kota Bandung |
Pantauan Humas Kota Bandung, warga
tampak memadati sepanjang Jalan Asia Afrika, mulai dari persimpangan Jalan
Tamblong - Asia Afrika hingga mendekati kawasan Alun-alun Bandung.
Diperkirakan, ribuan warga tumpah ruah
merayakan Asian African Festival yang pertama kali digelar luring sejak 2019
ini.
Yanti Mulyanti, warga Cileunyi
Kabupaten Bandung mengaku senang Asian African Festival kembali digelar. Ia pun
berharap, tahun depan acara ini dapat digelar kembali.
"Seru, ramai, senang banget Asia
Afrika Festival ini meriah lagi," katanya.
Yanti tidak sendiri. Masih ada Vito,
Anisa, dan Davi, yang merupakan perantau dari Manado. Mereka menyambut positif
Asian African Festival 2023.
"Walaupun panas, tapi seru. Kami
menikmati acara keren ini. Dan kebetulan, enggak sengaja jadi ketemu sesama perantau
seperti dari Bolaang Mongondow, atau Minahasa," kata Vito diamini
teman-temannya.
Sebagai informasi, Asian African
Festival 2023 dihadiri delegasi dari 17 negara Asia-Afrika, antara lain:
Pakistan, Sri Lanka, Libya, Sudan, Filipina, Syiria, Nigeria, Kenya, Korea
Utara, Bangladesh, Zimbabwe, India, Laos, Malaysia, Thailand, serta Mozambik.
Selain itu, acara ini menampilkan
banyak penampilan seru dari pelaku seni budaya Kota Bandung, antara lain Ega
Robot Ethnic dan Manshur Angklung. Tidak lupa, para penampil dari skala
nasional hingga internasional pun hadir di sini.
Warga dari berbagai daerah dan mancanegara berbaur merayakan Asian African Festival 2023 di Bandung |
"Acara ini sudah lama kita
nantikan setelah 3 tahun tidak diselenggarkan. Semoga kreativitas seni budaya
yang ditampilkan tidak hanya menghibur dan menjadikan kita lebih saling
mengenal, tetapi juga dapat menjadi perekat persaudaraan antar bangsa
Asia-Afrika," kata Ema.
Ema berharap pelaksanaan Asian African
Festival tahun 2023 dapat menjadi salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi bagi
Kota Bandung.
Menurutnya, salah satu potensi besar
di Kota Bandung adalah seni, budaya, dan sumber daya manusia, yang mana pada
gelaran ini semuanya ditampilkan.
"Mohon maaf juga, karena selama
acara berlangsung, kita menerapkan rekayasa lalu lintas di Jalan Asia
Afrika," ucap Ema. (ray/red).