Pelajar SMPN 12 Bandung memperlihatan Tropy dan uang pembiaan Juara I lomba Cerdas Ceramat HAM |
Salah satu peserta lomba dari SMPN 12
Bandung, Hujjah Lishaumi Kirana kelas 9 menyebutkan persiapan yang telah timnya
upayakan selama ini.
"Persiapannya 10 hari. Setiap
pulang sekolah, kami belajar bersama dari modul yang diberikan panitia,"
jelas Hujjah.
Menurutnya, bagian paling sulit adalah
saat menghafalkan semua materi. Sebab dari sekian banyak materi, ia dan timnya
tak tahu materi yang akan diujikan saat lomba nanti.
Namun, berkat kegigihan dan dukungan
dari semua pihak, akhirnya tim SMPN 12 Bandung bisa keluar sebagai pemenang
lomba cerdas cermat.
"Alhamdulillah akhirnya kita bisa
menang. Tapi selama lomba ini, menurut saya lawan tersulit itu dari SMPN 2
Bandung. Apalagi tadi dari babak penyisihan sampai final ketemu terus,"
ungkapnya.
Ia menambahkan, tips agar tetap tenang
dan akhirnya bisa mendapatkan juara adalah meminta doa restu orang tua. Selain
itu, harus tetap semangat apapun hasil yang akan diperoleh.
"Kami ditekankan oleh pembina
untuk meminta doa restu orang tua. Selain itu harus terus semangat. Apapun
hasilnya nanti, itu adalah yang terbaik," lanjutnya.
Sementara itu, Asisten Daerah I Kota
Bandung, Asep Saeful Gufron berharap, dengan adanya kegiatan ini, anak-anak
mampu untuk menegakkan hak asasi manusia sesuai dengan perannya masing-masing.
"Kita punya peran masing-masing.
Kita bangun pergaulan, etika, lingkungan yang baik. Mereka di sini adalah calon
pemimpin yang akan menggantikan kita. Jangan sampai mereka berada di lingkungan
dan pemikiran yang merusak masa depan," ujar Asep dalam Lomba Cerdas
Cermat HAM di Hotel Grand Asrilia, Rabu 9 Agustus 2023.
Ia menambahkan, apalagi anak SD
sekarang perilakunya perlu diperhatikan. Ia menjabarkan, sebanyak 40,40 persen
pengidap HIV/AIDS berada di usia produktif. Sebagiannya dari kategori anak SMP
dan SMA.
"Belum lagi masalah pelecehan
seksual. Minimal melalui kegiatan ini, anak-anak SMP bisa paham dan menjadikan
ilmu ini sebagai benteng bagi mereka sendiri," ungkapnya.
Masalah lain yang juga tengah marak
saat ini adalah LGBT dan berkaitan erat dengan HIV/AIDS. Oleh karena itu, Asep
berharap, kegiatan ini dapat dilakukan secara intens dan melibatkan SMP swasta.
Bahkan perlu dilakukan di tingkat SMA juga melalui kerja sama dengan Dinas
Pendidikan Provinsi Jabar.
"Jangan merasa itu keren. Ini ada
kaitannya juga dengan HIV/AIDS. Kita memberikan edukasi tentang pergaulan itu
harusnya seperti apa. Jangan sampai terseret ke dalam pergaulan yang merugikan
masa depan," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian
Hukum Setda Kota Bandung, Santosa Lukman Arief memaparkan, ada 10 sekolah yang
terpilih untuk mengikuti lomba tersebut. Para peserta berasal dari SMP negeri
di Kota Bandung tingkat kelas 8 dan 9.
"Satu sekolah sekolah 3 orang
siswa, ditambah 2 cadangan jadi totalnya 5 orang siswa sebagai perwakilan untuk
tiap sekolah. Keseluruhan pesertanya ada 50 orang yang mengikuti lomba cerdas
cermat," papar Santosa.
Ia menuturkan, pemilihan sekolah
dilakukan pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Setelah itu hasilnya
diberikan ke pihak Bagian Hukum untuk mengikuti lomba cerdas cermat.
"Kami berkoordinasi Disdik Kota
Bandung, sehingga mereka yang melakukan seleksi. Kegiatan ini pernah dilakukan
sebelum Covid-19. Setelah itu sempat vakum, dan sekarang kita mulai lagi
mengadakan kegiatan ini," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama
dengan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Sebelum lomba, Kemenkumham
memberikan penyuluhan terkait dengan HAM ke 10 sekolah ini.
"Tujuan acara ini agar anak-anak
sekolah sejak dini memahami arti dari hak asasi manusia mulai dari hal yang
sederhana. Misalnya cara mereka bertindak di sekolah tidak menimbulkan
perundungan atau bullying. Sehingga mereka tahu sejak dini cara untuk saling
menghargai, menghormati, dan peduli sesama teman," akunya.
Untuk materi yang dilombakan, Pemkot
Bandung juga berkoordinasi dengan Kemenkumham. Para peserta diberikan satu
modul untuk mempelajari mengenai HAM. Setelah itu baru dilombakan.
"Secara umum akan ditanya
mengenai teori yang ada di seluruh dunia berkaitan dengan proses implementasi
HAM di setiap negara termasuk Indonesia. Khususnya di Kota Bandung dalam
cakupan kecilnya," imbuh Santosa. (din/red)