Plh Wali kota Badung Ema Sumarna foto bersama usai menandatangani MoU dgn Pemkab Garut, dan 3 Perti |
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna
menyampaikan, tiga perguruan tinggi tersebut antara lain Universitas Terbuka,
Universitas Widyatama, dan Insitut Kesehatan Immanuel.
"Kita bekerja sama
memaksimalkan potensi dari masing-masing perguruan tinggi untuk meningkatkan
sumber daya manusia aparatur maupun masyarakat di Kota Bandung. Tentunya sesuai
dengan keahlian yang universitas miliki," sebut Ema.
Ia menjelaskan, kolaborasi dengan
Insitut Kesehatan Immanuel bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat
kesehatan. Bisa berupa peningkatan kualitas layanan di posyandu, upaya menekan
angka stunting, dan lainnya.
"Ilmu ini nanti secara terapan
bisa membantu kawan-kawan di unsur kewilayahan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kerja
Sama Setda Kota Bandung, Bariati Ratna Aju menyebutkan, kerja sama dengan
perguruan tinggi bertujuan untuk membangun percepatan pembangunan dan pelayanan
publik dalam hal Tri Dharma perguruan tinggi.
"Mereka juga bisa memberikan
pemikiran solusi bagi permasalahan di Kota Bandung. Harapannya, Kota Bandung
bisa dijadikan sebagai laboratorium untuk mengimplementasikan ilmu yang
diperoleh semasa di kampus," ucap Bariati.
Menanggapi hal tersebut, Rektor
Universitas Widyatama, Dadang Suganda mengatakan, perguruan tinggi sangat
membutuhkan kerja sama seperti ini karena termasuk dalam indikator kinerja
utama (IKU).
"Sekarang bukan kompetisi ilmu
pengetahuan, tapi kompetisi imajinatif dan kreativitas. Mahasiswa kami harus
tahu seperti apa kondisi nyata di lapangan. Sehingga tidak hanya mengikuti
'text book' yang bisa saja sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini,"
aku Dadang.
Ia berharap, dengan adanya kerja
sama ini, melalui program kampus merdeka, para mahasiswa bisa mengembangkan
dirinya dengan langsung praktik di lapangan.
"Kami butuh pembekalan dari
pemerintah kota untuk para mahasiswa melihat gambaran terkini di lapangan.
Sebab kampus itu biasanya cenderung fokus pada text book," tuturnya.
Serupa dengan Dadang, Rektor
Institut Kesehatan Immanuel, Wintari Hariningsih menuturkan, dalam pelaksanaan
Tri Dharma perguruan tinggi, pihaknya sangat membutuhkan praktisi dari
pemerintah kepada para mahasiswa.
"Kami harus mempersiapkan apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat. Sedangkan untuk pengabdian masyarakat, para
dosen kami juga membina daerah masing-masing," ujar Wintari.
Sedangkan Rektor Universitas Terbuka
(UT), Ojat Darojat mengungkapkan, langkah terdekat yang akan direalisasikan
terkait kerja sama ini adalah peningkatan kualitas SDM di Kota Bandung.
"Dalam kerja sama UT dan Pemkot
Bandung, diharapkan mampu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi para ASN yang
ada di Kota Bandung. Tanpa harus mengganggu pekerjaannya. Para ASN tersebut
masih bisa meniti karir sebagai ASN, pada saat bersama mereka masih menjalankan
pendidikannya di UT," jelas Ojat. (din/red).endukung Tri Dharma perguruan tinggi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membuka
lebar kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi. Kali ini, tiga perguruan
tinggi menjalin kolaborasi bersama Pemkot Bandung, Rabu 30 Agustus 2023 di
Pendopo.
Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna
menyampaikan, tiga perguruan tinggi tersebut antara lain Universitas Terbuka,
Universitas Widyatama, dan Insitut Kesehatan Immanuel.
"Kita bekerja sama
memaksimalkan potensi dari masing-masing perguruan tinggi untuk meningkatkan
sumber daya manusia aparatur maupun masyarakat di Kota Bandung. Tentunya sesuai
dengan keahlian yang universitas miliki," sebut Ema.
Ia menjelaskan, kolaborasi dengan
Insitut Kesehatan Immanuel bertujuan untuk membantu meningkatkan derajat
kesehatan. Bisa berupa peningkatan kualitas layanan di posyandu, upaya menekan
angka stunting, dan lainnya.
"Ilmu ini nanti secara terapan
bisa membantu kawan-kawan di unsur kewilayahan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Kerja
Sama Setda Kota Bandung, Bariati Ratna Aju menyebutkan, kerja sama dengan
perguruan tinggi bertujuan untuk membangun percepatan pembangunan dan pelayanan
publik dalam hal Tri Dharma perguruan tinggi.
"Mereka juga bisa memberikan
pemikiran solusi bagi permasalahan di Kota Bandung. Harapannya, Kota Bandung
bisa dijadikan sebagai laboratorium untuk mengimplementasikan ilmu yang
diperoleh semasa di kampus," ucap Bariati.
Menanggapi hal tersebut, Rektor
Universitas Widyatama, Dadang Suganda mengatakan, perguruan tinggi sangat
membutuhkan kerja sama seperti ini karena termasuk dalam indikator kinerja
utama (IKU).
"Sekarang bukan kompetisi ilmu
pengetahuan, tapi kompetisi imajinatif dan kreativitas. Mahasiswa kami harus
tahu seperti apa kondisi nyata di lapangan. Sehingga tidak hanya mengikuti
'text book' yang bisa saja sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini,"
aku Dadang.
Ia berharap, dengan adanya kerja
sama ini, melalui program kampus merdeka, para mahasiswa bisa mengembangkan
dirinya dengan langsung praktik di lapangan.
"Kami butuh pembekalan dari
pemerintah kota untuk para mahasiswa melihat gambaran terkini di lapangan.
Sebab kampus itu biasanya cenderung fokus pada text book," tuturnya.
Serupa dengan Dadang, Rektor
Institut Kesehatan Immanuel, Wintari Hariningsih menuturkan, dalam pelaksanaan
Tri Dharma perguruan tinggi, pihaknya sangat membutuhkan praktisi dari
pemerintah kepada para mahasiswa.
"Kami harus mempersiapkan apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat. Sedangkan untuk pengabdian masyarakat, para
dosen kami juga membina daerah masing-masing," ujar Wintari.
Sedangkan Rektor Universitas Terbuka
(UT), Ojat Darojat mengungkapkan, langkah terdekat yang akan direalisasikan
terkait kerja sama ini adalah peningkatan kualitas SDM di Kota Bandung.
"Dalam kerja sama UT dan Pemkot Bandung, diharapkan mampu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi para ASN yang ada di Kota Bandung. Tanpa harus mengganggu pekerjaannya. Para ASN tersebut masih bisa meniti karir sebagai ASN, pada saat bersama mereka masih menjalankan pendidikannya di UT," jelas Ojat. (din/red).