Sekdakot Bandung Ema Sumarna menyerahkan piagam penghargaan pd acara peluncuran program BWM |
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema
Sumarna menyampaikan, aplikasi di zaman serba cepat seperti ini adalah
keniscayaan. Tujuannya untuk membuat pelayanan di Kota Bandung menjadi jauh lebih
baik, mudah, terbuka, dan cepat.
"Aplikasi yang kita hadirkan
termasuk juga kebutuhan kekinian dalam menghadapi situasi darurat sampah. BWM
ini menjadi sarana komunikasi kita dengan warga masyarakat dalam upaya
penanganan sampah. Sebab kalau door to door kan berat," ujar Ema.
Ia berharap, melalui aplikasi
tersebut warga Bandung bisa lebih cepat terinformasikan dan mendapatkan edukasi
serta penanganan terkait permasalahan sampah oleh pemerintah.
"Kita mengharapkan satu waktu
bertemu dengan apa yang disebut dengan Zero Complain, sehingga tidak ada lagi
keluhan-keluhan masyarakat karena kecepatan dari aparatur pemerintah kota yang
mampu memberikan layanan terbaik dengan daya dukung teknologi," harapnya.
Selain BWM, Pemerintah Kota (Pemkot)
Bandung juga memiliki sejumlah aplikasi lain yang mampu memudahkan pelayanan
kepada masyarakat. Salah satunya Bandung Sadayana, sebuah aplikasi yang
mengakomodasi semua jenis layanan publik.
"Misalnya masalah layanan
kesehatan di rumah sakit ini ada berapa bed (tempat tidur), ruangannya sudah
penuh atau belum, dan lain sebagainya. Hal lain kebutuhan pokok keseharian
warga masyarakat juga bisa diketahui, seperti harga telur per hari, komparasi
antar pasar juga ada," jelasnya.
Rute kendaraan beserta ongkosnya
juga bisa dicek melalui aplikasi tersebut. Untuk menunjang digitalisasi di Kota
Bandung, Ema mengatakan, sarana prasarana penunjang juga terus dilengkapi.
"Pertama, kita sedang terus
mengoptimalkan supaya kehadiran wi-fi merata di seluruh wilayah kota. Kemudian
yang kedua tadi ada kamera atau juga ada CCTV yang berfungsi sebagai media
dalam mengawasi fasilitas publik," papar Ema.
Bagi Ema, kehadiran CCTV bukan hanya
untuk mengawasinya, tapi juga diharapkan mampu mempermudah dalam
menindaklanjuti kriminalitas.
"Itu harus sudah segera kita
tangani, sehingga kita bukan hanya kaya dengan data, tapi harus kayak dengan
tindakan juga," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan A. Brilyana menuturkan, saat ini Pemkot Bandung tengah merampingkan jumlah aplikasi yang ada. Dari 350 aplikasi, telah disederhanakan menjadi 236 aplikasi.
Peluncuran program inovasi BWM |
Ia juga menjelaskan, dengan
dirilisnya BWM, masyarakat bisa memantau kondisi sampah yang ada di TPS,
kawasan bisnis, hingga perumahan.
"Bahkan kita juga bisa lihat
berapa jumlah sampah yang organik, anorganik, residu, berapa yang bisa diolah lagi
dan lainnya," tuturnya.
Selain aplikasi, Kota Bandung juga
memfasilitasi masyarakat dengan CCTV analitik.
"Kita bisa memantau parkir
liar, PKL, gambar pengendara, dan plat mobil. Lalu ada juga pengembangan fungsi
AI CCTV kamera dan drone yang berfungsi untuk mendeteksi pelanggaran ketertiban
umum," ungkap Yayan.
Tak hanya itu, banyak aplikasi yang
telah mempermudah proses pelayanan kepada masyarakat bahkan mulai dari tingkat
kewilayahan, salah satunya dengan sipaku.bandung.go.id. (din/red).