Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., menghadiri pembukaan dan peninjauan Program Padat Karya gelaran Disnaker Kota Bandung, Selasa (7/11/2023). (foto: Humpro). |
Tedy
meninjau program padat karya di Padepokan Mayang Sunda, Kelurahan Sukaasih
Kecamatan Bojongloa Kaler, dan Sungai Cikeueus RW 04, RW 05, RW 07 & Sungai
Cilimus RW 01, RW 03, RW 04, RW 05, RW 07 Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan
Bojongloa Kaler.
Tedy
didampingi Sekdisnaker Kota Bandung Dicky Wishnu, dari Kecamatan Bojongloa
Kaler, dan para lurah setempat.
Mewakili
DPRD Kota Bandung, Tedy mengapresiasi program Padat Karya ini. Kegiatan ini
merupakan salah satu program yang disambut baik DPRD Kota Bandung saat
merancang APBD 2023.
“Ketika
ada usulan kegiatan ini, kami di DPRD sangat menyambut positif. Mudah-mudahan
menjadi berkah buat Kota Bandung,” tuturnya.
Tedy
mengatakan, terdapat tiga manfaat dari program Padat Karya ini. Yang pertama,
lingkungan yang dijadikan tempat berkegiatan Padat Karya akan semakin bersih.
Gorong-gorong, anak sungai, hingga sungai dibersihkan secara teliti.
Kegiatan
bersih-bersih ini akan begitu bermanfaat terutama di masa-masa menyambut musim
penghujan.
“Mudah-mudahan
pada saat terjadi hujan kita bisa terhindar dari banjir. Program ini sekaligus
ikhtiar kita,” katanya.
Sampah
sebagai pemicu banjir bisa ikut terangkut di tengah program ini, khususnya yang
terbawa arus sungai. Program ini, kata Tedy, tentu saja tidak bisa serta merta
menghapus persoalan sampah yang tengah menjadi isu utama di Kota Bandung saat
ini.
Oleh
karena itu, ia berpesan kepada para pegiat program Padat Karya untuk sekaligus
menyosialisasikan Kang Pisman kepada warga supaya sampah dikelola di rumah
masing-masing.
“Kita
terbiasa membuang sampah kota ke TPA Sarimukti sebanyak 1.200 ton. Saat ini
yang bisa dibuang di Sarimukti hanya 600 ton. Sehingga sampah menumpuk di
TPS-TPS dan jalan-jalan kota. Semoga program ini turut mengedukasi warga betapa
tersiksanya kita jika tidak mengelola sampah secara bijak,” ujarnya.
Manfaat
terakhir, dan tentunya yang ditunggu oleh warga yang terlibat adalah tentang
pemberdayaan masyarakat. Ada sisi ekonomi yang sedikitnya bisa membantu warga.
“Mudah-mudahan
selama 10 hari program ini masyarakat bisa merasakan keberpihakan dari
pemerintah. Mudah-mudahan pemberdayaan ini bisa membantu masyarakat,” tuturnya.
Sekdisnaker
Kota Bandung Dicky Wishnu menuturkan, setiap warga yang mengikuti program Padat
Karya ini menerima Rp133 ribu per hari, ditambah sekali makan siang dan
penganan ringan. Ia juga berharap warga yang ikut serta bisa menyebarluaskan
program-program pengendalian sampah sejak dari rumah di sekitar lokasi Padat
Karya.
“Program
Padat Karya ini juga menangani persoalan sampah. Mudah-mudahan kegiatan ini
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab,” tuturnya.(Edit/adv).