Kegiatan posyandu Sakura Kec. Sukasari dalam upaya menekan angka Stunting di Kota Bandung (foto:hms). |
"Sebetulnya target kita tahun
2023 itu 17 persen, dari balita kurang lebih sekitar 106 ribu," kata
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, di sela-sela monitoring
Posyandu Sakura 01 Kecamatan Sukasari, Kamis 23 November 2023.
Bambang menambahkan, Pemkot Bandung
terus tancap gas untuk menurunkan angka stunting. Salah satu upayanya dengan
rutin penimbangan hingga pengukuran balita.
"Ibu hamil atau orang tua bisa
melihat perkembangan balita. Ini menjadi sebuah keunggulan, tentunya motivasi
pemerintah untuk menurunkan angka stunting," bebernya.
Ia mengungkapkan, kegiatan rutin di
posyandu wajib untuk mengukur perkembangan anak. Sehingga bisa di monitor untuk
ke depannya lebih baik.
"Ini lakukan monitoring di
level posyandu. Melakukan kegiatan rutin, penimbangan dan sebagainya,"
ungkap Bambang.
Bambang mengungkapkan, sejumlah
program yang telah digulirkan Pemkot Bandung untuk menekan angka stunting di
antaranyaTanginas (Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) dan
Pangersa (Program Pangan untuk Daerah Rentan Rawan Stunting).
Di tempat yang sama, Nutrisionis
UPTD Puskesmas Sukasari, Arriska Amalia mengatakan, salah satu posyandu yang
rutin berkegiatan yaitu Posyandu Sakura 01 Kelurahan Sukarasa.
"Hari ini ada sasaran balitanya
99 balita. Kegiatan ini Alhamdulillah partisipasi masyarakatnya bagus,"
tuturnya.
Ia mengatakan, di wilayah kelurahan
Sukarasa tercatat sekitar 6 persen yang beresiko stunting.
"Di kelurahan ini, data bulan Agustus 2023, ada sekitar 6 persen dari posyandu disini," ungkapnya.
Menurutnya, pencatatan manual
dianalisis kembali menggunakan aplikasi e-penting. Hal itu sebagai deteksi awal
menghindari stunting.Pj Wali kota Bandung Bambang Tirtoyuliono memberikan bingkisan
untuk anak agar tidak tidak terkena stunting
"Pencatatan aplikasi e-penting
dan manual terus kita lakukan.
Setelah dilihat di aplikasi masalah
balita soal gizi, seperti pendek dan sangat pendek, hingga gizi kurang dan
buruk. Selanjutnya, dilakukan konseling terhadap petugas kesehatan yang ada di
posyandu," ungkapnya.
Selain itu, dilakukan juga
sosialisasi terkait penyuluhan stunting hingga pemberian makanan tambahan
terhadap balita.
"Setiap bulan penyuluhan
stunting, pemberian makanan tambahan balita, juga sosialisasi soal Pola Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)," ungkapnya.(yan/red).