Pasar Murah yang dilaksanakan di Kota Bandung (foto;ist) |
“Harga kebutuhan pokok yang meroket
naik ini, harus segera diatasi oleh pemerintah, salah satunya dengan menggelar
operasi pasar dan pasar murah ditingkat kewilayahan (Desa/ kelurahan atau kecamatan). Hal ini penting, jagan sampai terjadi
kelangkaan pangan”,
Demikian dikatakan Ir.H. Herry
Dermawan saat dimintai tanggapannya terkait harga kebutuhan pokok terus
merangkat naik menjelang Nataru 2024, melalui telp selulernya,baru-baru ini.
Politisi PAN Jabar ini mengatakan,
ada beberapa penyebab erjadinya kenaikan harga sembako di pasaran, diantara,
beberapa bulan lalu, kita mengalami musim kemarau yang cukup panjang, sehingga
terjadi kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Hal ini tentunya, sector pertanian mengalami gagal
tanam dan gagal panen.
Dikarenakan Petani gagal panen,
tentunya sangat berdampak terhadap jarga jual beras di Indonesia, ditambah lagi
adanya penghentian impor beras dari beberpa Negara seperti Negara India, Vietnam
da Thailand, sehingga pasokan beras kita mengalami hambatan.
Pupuk
Bersubsidi Langkah
Kini, beberapa wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan, dan para Petani kini mulai melakukan penanam. Namun, lagi lagi para petani mengalami kesulitan untuk membeli pupuk bersubsidi.
“Bahan pupuk pertanian itu, bahan bakunya
masih kita impor, sedangkan sekarang
sedang terjadi krrisis global yaitu adanya perang Rusia-ukraina dan agreasi
Israel ke Palestina. Hal ni tentunyakita
kesulitan untuk mendapatkan bahan baku untuk membuat pupuk”, ujarnya. Anggota Komisi II DPRD Jaabr Herry Dermawaan meinjau langsung kondisi pertanian di Ciamis (foto:ist)
"Kondisi pupuk memang
sangat....sangat menyedihkan, kenapa, karena bahan bakunya susah akibat adanya
perang," tegasnya.
Sulitnya mendapatkan bahan baku
pupuk, tentunya produksi pupuk bersubsidi
turun, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bagi
para petai. Maka para peani terpaksa
membeli pupuk non subsidi yang harganya
mahal’, kata Herry Dermawan caleg
DPRRIdari Dapil Jabar X (Kuningan, Ciamis, Pangdnaran da kota Banjar) ini.
Anggota Komisi II DPRD Jabar menambahkan,
walaupun dalam beberapa pecan ini ada keaika harga gabah tetapi tida
sebandng dengan factor kesulitan petani dalam mencari pupuk bersubsidi. Hal ini
menjadi beban berat bagi petani untuk
dapat meningkatkan produksi pertanian (Beras).
"Kondisi ini sangat
mengkhawatirkan, terutama bagi petani di Jawa Barat. Kami berkoordinasidengan
Pemerintah pusat dan daerah untuk mencari solusi dalam mengatasi masalah ini,
termasuk upaya untuk meningkatkan produksi beras di tingkat lokal dan mencari
alternatif pasokan pupuk, ungkap sosok yang juga mencalonkan di DPR RI Dapil X
ini.
Pemerintah pusat dan daerah bekerja
keras untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang guna mengatasi
krisis harga beras, termasuk melakukan
perbaikan saluran irigasi, penyediaan pupuk alternatif, dan dukungan finansial
kepada petani, tandasnya. (AdiP/sein).