Anggota KPPI Jabar Yuningsih saat menerima kunjungan KPPI Riau di ruang Banmus DPRD Jabar (foto:humas). |
Studi
banding KPPI Provinsi Riau tersebut diterima langsung oleh Anggota KPPI Jawa Barat
Yuningsih di ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Jawa Barat, Kamis
(7/12/2023).
Yuningsih
menuturkan, masih banyak pemikiran politik bukan untuk perempuan atau dengan
kata lain politik di Indonesia masih bersifat patriaki. Tak heran kultural
sosial tersebut menyebabkan keengganan atau keragu-raguan perempuan untuk maju
dalam dunia politik. Akibatnya keterwakilan perempuan dalam parlemen acap kali
kurang.
Disinilah
peran KPPI diperlukan untuk mengubah kultural sosial yang menganggap dunia
politik hanya untuk laki-laki atau politik yang bersifat patriaki, dan
meningkatkan keterwakilan perempuan.
“Kita
tahu selama ini banyak sekali pemikiran masyarakat yang mengatakan bahwa
politik itu bukan dunianya perempuan, padahal bukan seperti itu. Politik juga
bisa jadi dunia perempuan, perempuan bisa maju, masuk dalam dunia politik,”
tutur Yuningsih, Bandung, Kamis (7/12/2023).
“Nah harapannya KPPI khususnya KPPI Jawa Barat ini bisa memberikan motivasi kepada teman-teman dari Provinsi Riau untuk bisa terus bersemangat (dan bisa menjadi agen perubahan),” sambungnya.
Dalam
studi banding tersebut, Yuningsih pun menjawab beberapa pertanyan dari KPPI
Provinsi Riau, termasuk menjelaskan langkah strategis Jabar untuk meningkatkan
kesadaran perempuan untuk masuk dunia politik, bagaimana Jabar berupaya
mengubah kultural sosial yang menganggap politik dominasi laki-laki atau
politik yang bersifat patriaki hingga membahas pemberdayaan perempuan.KPPI Jabar foto bersama KPPI Riau di raung Bamus DPRD Jabar
Politisi
asal Fraksi PKB ini pun membahas soal keterwakilan perempuan di Jabar.
Sebagaimana diketahui, anggota DPRD Jawa Barat berjumlah 120 orang. Dari jumlah
tersebut baru 20% dari kelompok politisi perempuan.
“Hal
ini sesuatu yang baik, meski target KPPI Jawa Barat berharap 30% keterwakilan
perempuan di parlemen. Tetapi terpenting kita bersinergi untuk fokus untuk
meningkatkan keterwakilan perempuan,” tegas Yuningsih. (*/sein).