BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Berdasarkan
informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),
bahwa musim penghujan yang disertai cuaca ektrim diperkirakan akan berlangsung
hingga bulan Februari 2023 akan melanda
wilayah Indonesia termasuk juga di Jabar terutama di Kab/kota Cirebon- Kab
Indramayu.Lokasi tanah longsor di Kab Bandung Barat akibat hujan deras (foto:ist).
Informasi dari BMKG ini, harus
menjadi perhatian bagi kita semua, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah Pantura
(Kab/kota Cirebon- Kab Indramayu) yang
masuk zona rawan bencana alam, berupa tanah longsor, banjir bandang dan pohon
tumbang.
Hal ni dikatakan Anggota DPRD Jawa
Barat H.Syamsul BAchri, SH, MBA, ketika dimintai tanggapanya melalui telepon
selulernya terkait informasi dari pihak BMKG, Rabu (6/12/2023).
Dikatakan, berdasarkan data dari
BPBD Jabar, sejak masuk musim penghujan, beberapa hari belakangan ini, telah
terjadi bencana alamdi beberapa
kabupaten di Jabar, seperti terjadi ongsor di Kab Bandung, Kab Bandung Barat,
Sukabumi, Cianjur, termasuk juga di Ciamis dan Garut.
Untuk itu, sudah selayaknya
pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam (
Tanah Lonsor dan Banjir Bandang) .
Karena akhir-akhir ini hujan sudah terjadi setiap hari. Jadi mari kita waspada, ujar politisi senior PDIP
Jabar ini.
Di
wilayah Cirebon dan Indramayu, biasanya bila musim hujan sering terjadi banjir
bandang, untuk kita harus waspada , dan
melakukan mitigasi bencana dengan melakukan pengawasan dan mendata daerah-daerah
yang rawan bencana," katanya.
Politisi
PDIP Jabar ini juga meminta Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPDB) untuk benar-benar bersiapsiaga dan melakukan mitigasi dan
mengedukasi masyarakat agar, sewaktu-waktu terjadi bencana alam akibat hujan.
Dalam
mengatasi bencana alam yang diakibatkan hujan deras, tentunya harus dilakukan secara kolaborasi,
dengan melibatkan petugas BPBD da OPD terkait, Relawan, TNI-Polri dan juga
masyarakat yang tinggal dilokasi daerah rawan bencana.
“Pemetaan, mitigasi bencana, menentuan titik kumpul atau
titik evakuasi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana, hal ini untuk
meminimalisir jatuh korban jiwa, tandasnya. (AdiP/sein).