Aksi AFJ menuntut Komitmen McDonald's untuk hanya menggunakan telur dari peternakan ayam bebas sangkar di McDonald's Simpang Dago Bandung. |
Aksi ini merupakan salah satu agenda
dalam rangkaian aksi lima kota yang diadakan tanggal 23 hingga 29 Januari 2024.
Bermula di Yogyakarta, Bandung merupakan kota kedua yang disinggahi, setelah
Semarang, dan akan disusul dengan Bogor, dan berakhir di Jakarta.
Aksi ini dilakukan untuk meminta
McDonald’s segera merilis komitmennya untuk hanya menggunakan telur dari
peternakan ayam bebas sangkar.
Dua orang relawan mengenakan kostum
ayam, seorang memegang kandang baterai berisikan tiga boneka ayam dan replika
telur, tiga orang lainnya mengenakan topeng ayam dan berdiri memegang poster
berisi kalimat ajakan pada konsumen untuk bertanya apakah McDonald's mendukung
penderitaan ayam petelur.
Dua orang lainnya membagikan
selebaran mengenai sumber telur konsumsi pada pengguna jalan yang berhenti saat
lampu merah. McDonald's di Amerika Serikat telah mengeluarkan komitmen bebas
sangkar mereka sejak tahun 2015. Namun, hal yang sama tidak diterapkan di Asia,
termasuk Indonesia.
“AFJ telah melakukan kampanye bebas
sangkar terhadap McDonald's sejak tahun 2016,” ungkap Dhiani Probhosiwi,
Manajer Kampanye AFJ Farmed Animals Advocacy.
“Namun, delapan tahun telah berlalu, McDonald's belum juga memberikan tanggapan mengenai dari mana telur yang mereka pakai dalam rantai pasoknya berasal. Sikap diam McDonald’s ini menunjukkan ketertinggalan mereka dari para kompetitornya, seperti Burger King, KFC, Pizza Hut, dsb., yang telah lebih dulu mengeluarkan komitmen bebas sangkar,” lanjutnya.
Dalam aksi ini, AFJ tak sendirian. AFJ mengajak seniman pantomim Wanggi Hoed yang melakukan aksi teatrikal mengenai penderitaan hidup ayam petelur di dalam sangkar. “Isu mengenai ayam petelur masih kurang mendapat perhatian di Indonesia, termasuk di Bandung,” kata Wanggi Hoed.
“Saya ingin menunjukkan penderitaan
yang harus dilalui ayam-ayam petelur di dalam peternakan kandang
baterai/sangkar melalui pantomim,” lanjutnya. Pada tahun 2022, Indonesia
memiliki sekitar 370 juta ayam petelur. Namun, tak banyak masyarakat yang tahu
dari mana telur yang mereka konsumsi berasal.
Aksi AFJ di McDonald's Simpang Dago Bandung |
“Di dalam sangkar/kandang baterai,
ayam-ayam petelur tidak dapat mengekspresikan perilaku alaminya, seperti
mengais, bertengger, bersarang, atau sekadar berjalan dan mengepakkan sayap
secara penuh,” kata Nanda Rais, Manajer Program AFJ Farmed Animals Advocacy.
“Satu individu ayam petelur hanya
memiliki ruang gerak tak lebih dari selembar kertas A4, dan hal ini menyebabkan
mereka memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit, seperti osteoporosis
dan fatty liver syndrome serta level stress dan frustrasi yang tinggi,”
lanjutnya.
Tak hanya aksi turun ke jalan, AFJ
juga mendatangi gerai-gerai McDonald's di setiap kota yang disinggahinya untuk
memberikan postcard sebagai bentuk aspirasi dari konsumen mengenai sumber
pangan McDonald's, khususnya telur.
Dalam aksi ini pula, perwakilan AFJ
menyerahkan postcard yang sama kepada salah satu perwakilan McDonald’s Simpang
Dago selepas aksi jalanan dilangsungkan.
Puncak aksi tur di lima kota ini
akan dilangsungkan di Jakarta dengan acara pemutaran film dan pertunjukan
pantomim di Wetswew Coffee, Jakarta Barat dan aksi turun ke jalan di Car Free
Day (CFD).
Melalui aksi tur ini, AFJ berharap
agar McDonald's menyadari perannya yang penting sebagai salah satu restoran
cepat saji terbesar di Indonesia untuk ambil bagian dalam mengakhiri
penderitaan ayam petelur di peternakan kandang baterai/sangkar dengan segera
mengeluarkan komitmen bebas sangkarnya. (rls/red).