Oleh : Daddy Rohanady (Anggota DPRD Provinsi Jabar)
Pemilu dan Pewarisan Budaya oleh Daddy Rohanady |
Pewarisan budaya sebagaimana yang
dimaksudkan merupakan suatu proses peralihan nilai-nilai dan norma-norma yang
dilakukan dan diberikan melalui pembelajaran oleh generasi tua ke generasi
muda. Tujuannya agar generasi muda dapat mengenal nilai, norma, dan adat
istiadat generasi sebelumnya.
Pemilihan umum adalah salah satu
mekanisme dasar dalam sistem politik demokratis. Melihat prosesnya, pemilu
menjadi salah satu kebudayaan/kebiasaan yang diwariskan. Saat rakyat memilih
pemimpin mereka, mereka sebenarnya memilih masa depan mereka sendiri.
Namun, dalam praktiknya, banyak
pemilihan umum yang masih diwarnai oleh praktik politik patronase yang merusak
integritas demokrasi. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk
memperhatikan ideologi partai politik yang diusung oleh para calon pemimpin
mereka.
Dalam banyak kasus, pemilihan umum
menjadi ajang bagi politisi untuk memenangkan suara pemilih melalui praktik
politik patronase. Misalnya, politisi memberikan bantuan finansial atau materi
kepada pemilih untuk mendapatkan dukungan mereka. Dalam kondisi ini, rakyat
seharusnya memiliki kesadaran untuk tidak terjebak dalam praktik politik
patronase yang merusak demokrasi tersebut.
Dalam menentukan pilihan pada
pemilihan umum, masyarakat harus mempertimbangkan ideologi partai politik yang
diusung oleh para calon pemimpin. Ideologi partai politik menunjukkan visi dan
misi partai dalam menjalankan pemerintahan dan memimpin masyarakat. Oleh karena
itu, penting bagi masyarakat untuk memahami ideologi partai politik dan memilih
pemimpin yang sejalan dengan nilai-nilai dan aspirasi mereka.
Namun, tidak semua pemilih
mempertimbangkan ideologi partai politik dalam menentukan pilihannya pada
pemilihan umum. Terkadang, pemilih hanya memilih calon pemimpin berdasarkan
popularitas atau janji-janji kampanye yang belum tentu bisa diwujudkan. Pemilih
harus memahami bahwa ideologi partai politik sangat penting dalam menentukan
arah kebijakan publik yang akan diterapkan oleh pemerintah.
Dalam kesimpulannya, pemilihan umum
harus menjadi ajang yang adil dan jujur, bukan praktik politik patronase yang
merusak demokrasi. Masyarakat harus memperhatikan ideologi partai politik yang
diusung oleh para calon pemimpin dan memilih pemimpin yang sejalan dengan
nilai-nilai dan aspirasi mereka. Dengan demikian, pemilihan umum akan menjadi
mekanisme yang efektif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
rakyat.
Jika kondisi seperti itu terus diwariskan,
maka pewarisan seperti itu akan "membudaya". Para pemegang kekuasaan
akan menentukan arah kebijakan seperti yang mereka inginkan. Rakyat kerap
terbelenggu karena sudah telanjur "menerima sesuatu". Padahal, dengan
menerima sesuatu itu, mereka telah menggadaikan nasibnya lima tahun ke depan,
temasuk masalah kebudayaan.
Kebudayaan, termasuk permainan
tradisional, pasti diwariskan secara turun temurun. Hanya saja, ada kebudayaan
yang dipelihara atau diteruskan dan ada pula yang tidak dipelihara oleh generasi
selanjutnya. Oleh karena itu, ada sebagian kebudayaan yang terus bertahan,
hampir punah, bahkan ada pula yang punah.
Pemilu pasti berpengaruh pada kondisi
kebudayaan tersebut. Dengan demikian, seluruh masyarakat sangat harus selektif
dalam memilih para calon pemimpin bangsanya ketika pemilu, entah itu calon
anggota legislatif, kepala daerah maupun presiden.
Dengan kultur demokrasi yang ada,
sangat sulit rasanya menganulir sebuah hasil pemilu. Hasil pemilu hanya bisa
dianulir dengan pemilu berikutnya. Artinya, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit
dan waktu yang lama untuk itu. Kalau toh memungkinkan, ongkosnya terlalu mahal.
Bahkan, bisa jadi akan berdarah-darah.
Oleh karena itu, dibutuhkan kecerdasan
berpikir ketika memutuskan pilihan di bilik suara di tempat pemungutan suara
saat pemilu. Memang untuk sampai pada pilihan cerdas tersebut dibutuhkan
tingkat literasi yang memadai. Jangan sampai terjebak dengan janji-janji manis
ibarat mimpi yang dikemas dalam balon. Ketika tersadar dari mimpi, sirnalah
semua mimpi itu. Balon tersebut meletus dan isinya entah ke mana.
Pilihan cerdas akan menentukan nasib
kita lima tahun ke depan. Bahkan, bisa jadi nasib anak-cucu kita dipertaruhkan.
Jadi, lihat dan cermati dengan seksama rekam jejak mereka yang akan jadi
pilihan. Untuk itu, kita harus terus belajar dan membaca. Semoga kita tak sesat
jalan.