Ketua Panwaslu Kec. Cidadap Kota Bandung Liseu Purnamasari (tengah) |
Hal tersebut tercermin dalam kegiatan
Press Release tentang Publikasi dan Dokumentasi dalam Pengawasan Penghitungan
Suara, pada Sekretariat Panwaslu Kecamatan Cidadap di Jalan Bukit Resik, Kota
Bandung, Kamis (28/3/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri para
Komisioner Panwaslu Kecamatan Cidadap yaitu Ketua Liseu Purnamasari selaku
Kordiv SDM O, Fika Novarizka selaku Anggota Komisioner Kordiv P3S dan Teddy
Supriadi Anggota Komisioner Kordiv HP2H. Selain itu hadir para pengawas pemilu
tingkat kelurahan (PKD) yakni Figardi PKD Hegarmanah, Jajang PKD Ledeng dan
Agus Ahmad PKD Ciumbeuleuit. Selain itu, hadir pula perwakilan dari PPK
Cidadap, Arsil Fuadi sebagai Anggota PPK dan Kanit Binmas Polsek Cidadap Ipda
Denni H.
Menurut Liseu Purnamasari, di Kecamatan Cidadap tidak ada kejadian khusus di pelaksanaan pemilu, terutama saat pemungutan dan perhitungan suara (Tungsura). “Hanya di beberapa TPS di Kelurahan Hegarmanah ada beberapa tamu hotel dan apartemen yang hanya mengandalkan KTP mau ikut mencoblos. Padahal domisili mereka bukan dari Kota Bandung, seperti dari Medan, Jakarta dan lain-lain. Sehingga mereka kita cegah melalui para Pengawas TPS di lapangan,” ungkapnya.
Lanjut Liseu Purnamasari, KPPS sudah
menjelaskan kepada mereka diperkuat oleh PTPS bahwa aturan pemilu sebelumnya
tidak sama dengan Pemilu sekarang. “Karena tetap saja, walaupun diperbolehkan
bagi warga membawa KTP untuk ikut mencoblos, tetapi harus KTP penduduk
setempat,” tegasnya.Komisioner Panwaslu Kec Cidadap dan APH Cidadap
Lebih lanjut Liseu menjelaskan, di
Cidadap tidak ada daerah rawan, kebetulan Cidadap itu daerah yang landai dan
penduduknya rata-rata berpendidikan. “Cidadap memiliki beberapa perguruan
tinggi dan sekolah, yang hal ini menunjang intelektualitas para pemilih bagi
warganya. Sehingga upaya money politik dan serangan fajar sebelum pemungutan
suara bisa dieliminir dengan pengawasan aktif dari para petugas Panwaslu dan
jajarannya serta dibantu oleh pengawasan partisipatif dari para warganya,”
tuturnya.
“Dalam upaya pencegahan, yang kami
lakukan adalah melakukan sosialisasi secara masif baik di lingkungan stake
holder, lingkungan pendidikan baik tingkat perguruan tinggi seperti NHI, UNPAR
atau tingkat SMA, lingkungan Ormas, NU, Forum RW, LPM, Karang Taruna dan
lain-lain,” papar Liseu. (ay/red).