Seorang emak kedinginan saat rumahnya dilanda banjir bandang |
Beberapa waktu lalu beberapa wilayah
di Kabupaten Cirebon dan Indramyu sudah dilanda bencana banjir bandang, dengan ketinggian air berkisar 40 hingga 100
meter, akibat jebolnya tanggal penahan sungai Ci Sehingga menenggelamkan puluhan
rumah dan bagunan.
Menurut anggota DPRD Jabar H. Eryani
Sulam dari daerah pemilihan (Dapil) Jabar XII (Kab/kota Cirebon- Kab Indramayu),
berdasarkan informasi dari Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa musim penghujan yang
disertai cuaca ektrim diperkirakan akan berlangsung hingga akhir bulan
Maret 2024.
Informasi dari BMKG ini, harus menjadi
perhatian bagi kita semua, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah Pantura
(Kab/kota Cirebon- Kab Indramayu) yang
masuk zona rawan bencana alam, berupa tanah longsor, banjir bandang dan pohon
tumbang.
Hal ni dikatakan Anggota DPRD Jawa
Barat H.Eryani Sulam, M.Si ketika dimintai tanggapanya melalui telepon
selulernya terkait informasi dari pihak BMKG, Senin, (18/03/2024).
Dikatakan, berdasarkan data dari BPBD Jabar, sejak masuk musim penghujan, beberapa hari belakangan ini, telah terjadi bencana alamdi beberapa kabupaten di Jabar, seperti terjadi ongsor di Kab Bandung, Kab Bandung Barat, Sukabumi, Cianjur, termasuk juga di Ciamis dan Garut.
Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah
daerah dan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam ( Tanah
Lonsor dan Banjir Bandang) . Karena
akhir-akhir ini hujan sudah terjadi setiap hari. Jadi mari kita waspada, ujar politisi Nasdem
Jabar ini.Banjir Bandang di jalan Pemuda Kab Cirebon (foto:ist).
Di wilayah Cirebon dan Indramayu,
biasanya bila musim hujan sering terjadi banjir bandang, untuk kita harus
waspada , dan melakukan mitigasi bencana
dengan melakukan pengawasan dan mendata daerah-daerah yang rawan bencana,"
katanya.
Politisi Nasdem Jabar ini juga meminta Pemerintah daerah
melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) untuk benar-benar
bersiapsiaga dan melakukan mitigasi dan mengedukasi masyarakat agar,
sewaktu-waktu terjadi bencana alam
akibat hujan.
Dalam mengatasi bencana alam yang
diakibatkan hujan deras, tentunya harus
dilakukan secara kolaborasi, dengan melibatkan petugas BPBD da OPD terkait,
Relawan, TNI-Polri dan juga masyarakat yang tinggal dilokasi daerah rawan
bencana.
“Pemetaan, mitigasi bencana, menentuan titik kumpul atau
titik evakuasi ketika melihat tanda alam akan terjadinya bencana, hal ini untuk
meminimalisir jatuh korban jiwa, tandasnya. (AdiP/sein).