Opini oleh : Daddy Rohanady (Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)
H. Daddy Rohanady dari Fraksi Gerindra |
Secara mengejutkan Gerindra mampu
menjadi pemenang pileg di Provinsi Jawa Barat. Padahal, selama lima kali pemilu
pasca reformasi, tidak satu partai pun mampu memenangkan pileg di Jabar
berturut-turut. Dengan kata lain, setiap pileg di Jabar menghasilkan pemenang
baru.
Hal itu sepertinya menjadi mitos di kalangan
partai yang bertarung di pileg. Namun, Gerindra mematahkan mitos tersebut pada
pileg 2024. Gerindra membuat kemenangan beruntun pada pileg di tingkat provinsi
pada tahun 2019. Lalu, pada pileg 2024 Gerindra kembali menjadi pemenang.
Pasca reformasi setiap pemilu di
Provinsi Jawa Barat selalu menghasilkan pemenang yang berbeda. Konsekwensinya
adalah selalu hadir Ketua DPRD Provinsi Jabar dari partai yang berganti setiap
lima tahun sekali.
Perhatikanlah pemenang pileg dari
setiap pesta demokrasi lima tahunan berikut ini.
1999--2004
: Partai Golkar.
2004--2009
: PDI Perjuangan.
2009--2014
: Partai Demokrat.
2014—2019
: PDI Perjuangan.
2019--2024
: Gerindra.
2024--2029
: Gerindra.
Pemilu 2009--2014
Pemilu pertama yang diikuti Partai
Gerindra adalah pada tahun 2009. Hasilnya Gerindra di DPRD Provinsi Jabar
periode 2009-2014 adalah 8 orang. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra
Provinsi Jawa Barat kala itu adalah H. Oo Sutisna (alm.).
Sebagai partai baru, kantornya pun
sempat berpindah. Markas DPD Gerindra yang semula di Jl. Soekarno-Hatta
berpindah ke Jl. Citarum. Konsolidasi sebagai partai baru memang tidak mudah.
Dari total 100 anggota DPRD, pemenang
kala itu adalah Partai Demokrat besutan SBY yang mendominasi dengan 28 kursi.
Golkar meraih 18 kursi, kemudian PDIP 17 kursi, PKS 13 kursi, PPP 8 kursi,
Gerindra 8 kursi, Hanura 3 kursi, PAN 3 kursi, dan PKB 2 kursi. Itulah hasil
Gerindra Jabar pada kiprah pertamanya mengikuti kontestasi pileg.
Berdasarkan hasil pemilu legislatif 9
April 2009, dari 100 kursi yang diperebutkan, 82 persen atau 82 orang anggota
Dewan DPRD Provinsi Jabar dihiasi muka baru. Berarti, pada periode ini hanya 18
orang muka lama. Selain itu, dalam periode 2009--2014, jumlah anggota dewan
wanita meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Pada periode 2004-2009 hanya 9 wanita
yang menjadi anggota DPRD Provinsi Jabar. Pada periode 2009--2014 naik hampir
hampir tiga kali lipat menjadi 24 kursi. Pelantikan dilakukan di Gedung Merdeka
pada 31 Agustus 2009. Jabar kala itu dipimpin Gubernur Ahmad Heryawan.
2014--2019
Menjelang pileg 2014, DPD Gerindra
mengalami pergantian. Ferry J. Juliantono menjadi Ketua DPD. Seiring dengan itu
ada perubahan pada jumlah anggota DPRD Provinsi Jabar. Sesuai dengan regulasi
yang ada, anggota DPRD Provinsi Jabar
yang semula hanya 100 orang bertambah jumlahnya menjadi 120 orang.
Pada pileg 2014 Gerindra dari 8 kursi
bertambah menjadi 11 kursi. Dari 11 kursi yang ada itu, 4 merupakan petahana dan
7 wajah baru. Penambahan jumlah kursi tersebut membuat Gerindra mendapat jatah
kursi pimpinan. Maka duduklah Abdul Harris Bobihoe sebagai Wakil Ketua DPRD
Provinsi Jawa Barat. Perolehan 11 kursi mengalahkan PPP yang pada periode
sebelumnya memperoleh kursi sama-sama 8 tetapi Gerindra kalah dalam jumlah
total suara.
Sebanyak 120 Anggota DPRD Provinsi
Jabar pun resmi dilantik di Gedung Merdeka pada 2 September 2014 untuk masa
bakti 2014--2019. Pada saat itu Jabar masih dipimpin Gubernur Ahmad Heryawan Periode
ke-2. Itulah hasil Gerindra pada pileg kedua yang diikutinya.
2014--2019
Seiring berjalannya waktu, pergantian
pimpinan DPD Gerindra Jabar kembali terjadi. Tongkat komando bergeser ke
Mulyadi. Itu terjadi sebelum Pilkada Gubernur Jabar 2018. Ada satu fenomena
yang ditorehkan Mulyadi kala itu. Gerindra berkoalisi dengan Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) dan mengusung pasangan calon gubernur/wakil gubernur
Sudrajat-Syaikhu dengan tagline ASYIK.
Seiring pertarungan pilgub,
disoronglah tagline "2019 Ganti Presiden" karena pada tahun yang sama
dilakukan pemilihan presiden (pilpres). Pada hajat nasional pilpres, Gerindra
juga bergabung dengan PKS dan mencalonkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Rupanya tagline "2019 Ganti
Presiden" sangat besar dampaknya bagi Gerindra dan PKS. Kedua partai itu
mengalami lonjakan sangat signifikan dalam raihan kursi. Hal itu terbukti dari
raihan kursi masing-masing partai di DPRD Provinsi Jabar.
Meskipun Mulyadi kemudian diganti
menjelang pilpres, jumlah kursi Gerindra di DPRD Provinsi Jabar meningkat
sangat pesat dari 11 menjadi 25 kursi. Dari 25 kursi itu, 9 merupakan petahana
dan 16 wajah baru. Sementara itu, PKS melejit pula menjadi pemenang kedua
dengan raihan 21 kursi, naik pesat dari 12 kursi.
Dengan raihan kursi tersebut Gerindra
menjadi peraih kursi terbanyak di DPRD Provinsi Jabar. Untuk pertama kalinya
Gerindra menempatkan kadernya menjadi Ketua DPRD Provinsi Jabar. Maka
tercatatlah dalam sejarah Brigjen (Purn.) Taufik Hidayat yang merupakan Ketua
DPD Gerindra Provinsi Jabar pengganti Mulyadi menjadi Ketua DPRD Provinsi
Jabar.
DPRD Provinsi Jabar hasil Pileg 2019
berjumlah 120 orang, terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 25
kursi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 21 kursi, Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) 20 kursi, Partai Golongan Karya (Golkar) 16 kursi, Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) 12 kursi.
Selain itu, Partai Demokrat 11 kursi,
Partai Amanat Nasional (PAN) 7 kursi, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 4
kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3 kursi, dan Partai Persatuan
Indonesia (Perindo) 1 kursi.
Adapun berdasarkan jenis kelamin,
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2019--2024 terdiri dari 97 laki-laki
dan 23 perempuan.
Dalam perjalanannya ketika dibentuk
Alat Kelengkapan Dewan, Nasdem bergabung dengan Perindo. Sementara itu, PPP
bergabung ke Gerindra. Jadilah Fraksi Gerindra Persatuan menjadi fraksi paling
gemuk dengan jumlah 28 anggota.
2024--2029
Pileg 2024 menghasilkan Gerindra 20
kursi, PKS 19 kursi, Golkar 19 kursi, PDI Perjuangan 17 kursi, PKB 15 kursi,
Partai Demokrat 8 kursi, Nasdem 8 kursi, PAN 7 kursi, PPP 6 kursi, dan PSI 1
kursi.
Gerindra pada periode 2024--2029
mematahkan mitos bahwa di DPRD Provinsi Jabar tak pernah ada partai yang menang
secara berturut-turut. Hal itu terbantahkan dengan perolehan Gerindra 20 kursi
setelah pada periode sebelumnya menjadi pemenang dengan 25 kursi.
Dengan jumlah anggota DPRD yang 25
orang Gerindra mengendalikan pertarungan dari markas barunya yang sangat
representatif di Jl Tentara Pelajar. Dengan demikian, partai yang didirikan
menjelang Pemilu 2009 itu pun tidak dipandang sebelah mata oleh partai lain.
Hasilnya? Gerindra tetap berhak
memiliki Ketua DPRD Provinsi Jabar. Meskipun menjadi pemenang, Gerindra
kehilangan 5 kursi. Dari 20 kursi sisa yang ada, 14 diisi petahana plus 6 wajah
baru.
Selain itu, perbedaan jumlah kursi
dengan pemenang ke-2 dan ke-3 menjadi hanya 1 kursi saja. Lalu, pertai-partai
lain pun perolehan kursinya naik cukup signifikan, semisal Golkar dari 16
menjadi 19 dan Nasdem dari 4 menjadi 8.
Ada PR berikutnya bagi Gerindra, yakni
menempatkan kader terbaiknya di setiap pos AKD yang ditempati. Bagaimanapun
mereka akan menjadi etalase Gerindra. Sebenarnya ada dua institusi yang menjadi
pertaruhan dari penempatan kader Gerindra, yakni Partai Gerindra itu sendiri
dan DPRD Provinsi Jawa Barat.
Mampukah Gerindra tidak hanya
mematahkan mitos, tetapi juga memberikan sumbangsih terbaiknya terhadap
Provinsi terbesar di negeri ini? Kita tunggu kebijakan Dewan Pimpinan Pusat
Partai Gerindra karena mayoritas penempatan itu ditetapkan dengan Surat
Keputusan DPP Gerindra di Jakarta.