Suasana Diskusi Buku Thriving on Turbulence, Pos Bloc Jakarta |
Acara itu membedah secara mendalam
buku terbaru karya Faizal, sebagaimana ia biasa disapa, yakni Thriving on
Turbulence: Agile Leadership untuk Sukses Melewati Disrupsi. Buku ini adalah
hasil refleksi dan pengalamannya memimpin Pos Indonesia di tengah pandemi.
Faizal bercerita tentang situasi yang ia
hadapi pada tahun 2020, selepas ia ditunjuk sebagai Direktur Utama perusahaan.
Saat itu perusahaan mengalami double crisis: lingkup eksternal dan internal.
Dari sisi eksternal, industri sedang
dihantam pandemi Covid-19. “Banyak mitra yang mengalami kesulitan. Berbagai
macam industri juga mengalami chaos,” kata Faizal.
Sementara itu, di internal perusahaan,
Pos Indonesia juga mengalami permasalahan yang kompleks. Ada tiga hal yang ia
soroti sebagai faktor-faktor yang jadi penyebab merosotnya performa Pos
Indonesia. Pertama, performansi finansial. Pos Indonesia mengalami pelemahan
finansial. Revenue perusahaan berada di angka yang tidak baik.
Kedua, performansi bisnis. Pos
Indonesia kalah bersaing dengan para kompetitornya. Utamanya yang paling
kentara adalah portfolio bisnis di bidang jasa kurir dan logistik. Perusahaan
ini tidak menjadi top of mind. Banyak konsumen yang merasa tidak puas dengan
pelayanannya.
Akibatnya market share Pos Indonesia
turun.
Krisis ketiga yang dialami Perusahaan
tertua di Indonesia ini adalah masalah kedisiplinan. “Disiplin operasional
hancur. Bagaimana kita mau memuaskan konsumen?” ucapnya.
Dalam tulisannya, Faizal strategi
memimpin di tengah krisis adalah agilitas: kemampuan untuk bertindak lincah,
cepat, dan tepat. Agilitas itu harus diamplifikasikan ke dalam lima aspek
yakni; agile leadership, agile culture, agile digitalization, agile
inno-collab, dan agile execution.
Hal yang menarik adalah terkait dengan
agile inno-collabs, Ini adalah terminologi yang Faizal perkenalkan dalam
bukunya. Gagasannya adalah bahwa inovasi tidak mungkin terlaksana tanpa adanya
kolaborasi.
Ada tiga mantra yang mungkin dapat
merangkum bagian inno-collab ini. Pertama, innovation without collaboration is
impossible. Kedua, collaboration accelarate culture, dan ketiga from
craftmanship to partnership. Oleh karenanya, Faizal percaya bahwa inovasi dan
kolaborasi adalah sesuatu yang saling terikat satu sama lain.
“Kami sebagai perusahaan tidak mungkin
dapat menyediakan semua sumber daya, kalau pun ada maka akan sangat memakan
biaya. Oleh karenanya, kolaborasi adalah jalan pintas untuk mengakselerasi
inovasi,” jelasnya.
Strategi kepemimpinan Faizal di tengah
krisis terbukti sukses mengantarkan Pos Indonesia berhasil melalui krisis.
Tidak hanya selamat melewati krisis, tetapi mampu bersaing dengan kompetitor,
bahkan memenangkan persaingan pasar industri logistik.
Faizal punya rekam jejak sangat baik dalam
memimpin korporasi. Sebelum memimpin Pos Indonesia ia berpengalaman menangani
perusahaan di berbagai industri.
Ia adalah President Director TELIN
Group dan BOD Chairman (2016-2019), BoC Telkom Sigma (2019-2020), Chief of
Digital Business & Innovation Officer Telkom Indonesia (2019-2020).
Inovasi yang berkelanjutan bukanlah
pilihan, melainkan kebutuhan mutlak dalam menghadapi ancaman disrupsi.
Perusahaan yang mampu berinovasi secara terus-menerus memiliki kesempatan lebih
besar untuk bertahan dan bahkan memimpin dalam lingkungan yang berubah dengan
cepat.
Inovasi dan kolaborasi menjadi kunci
penting bagi kami untuk dapat terus signifikan terhadap pertumbuhan, daya
saing, dan keberlangsungan bisnis dalam lingkungan yang terus berubah.
“Tujuan dari program transformasi dan inno-collab yang dilakukan Pos Indonesia, tak lain adalah supaya perusahaan bisa terus menjadi relevan: tak hanya di masa kini, tetapi juga masa depan,” pungkasnya. (sein).