Dirut Perumda Pasar Juara Pradana Aditya Wicaksana |
Direktur Utama Perumda Pasar Juara,
Pradana Aditya Wicaksana menyampaikan, transformasi ini mencakup digitalisasi
sistem pembayaran retribusi pedagang, penanganan keluhan, dan berbagai aspek
operasional pasar.
"Alhamdulillah, respon dari
masyarakat dan pedagang sangat positif," ujar Aditya di Kantor Perumda
Pasar Kota Bandung, Jumat, 7 Juni 2024.
"Sistem ini memungkinkan kami untuk
mengetahui status pembayaran retribusi pedagang secara real-time,” tambahnya.
Aditya menyampaikan Perumda Pasar
Juara telah aktif menyosialisasikan sistem baru ini kepada warga Bandung, yang
menyambutnya dengan baik.
Dukungan dari Pemerintah Kota Bandung
juga terlihat dengan penghargaan sebagai kota Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) yang diraih baru-baru ini.
“Proyek transformasi ini dibagi
berdasarkan wilayah: utara, selatan, barat, dan timur, dengan soft launching
pertama di Pasar Sederhana di wilayah utara,” jelasnya
Aditya menjelaskan, target
penyelesaian keseluruhan proyek transformasi digital ini adalah pada 1
September 2024.
Di sisi yang sama, Direktur
Operasional dan Komersial Perumda Pasar Juara, Eliandi Sumar Dasuki
menyampaikan, sistem ini juga membantu pengendalian inflasi dengan menyediakan
data harga kebutuhan masyarakat dan daya serap sembako.
"Kami bekerja sama dengan
Disdagin dan Bulog untuk menstabilkan harga sembako, memberikan kepastian harga
bagi masyarakat," kata Eliandi.
"Ini sangat penting, terutama
menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga sering mengalami fluktuasi,”
tambahnya.
Eliandi menjelaskan, Digitalisasi juga
bertujuan meningkatkan pendapatan dengan mengurangi kebocoran yang awalnya
mencapai 78 persen menjadi hanya 22 persen.
Selain itu, inisiatif ini membantu
mengurangi potensi pungli, berkat kerja sama dengan Cyber Pungli Jabar.
"Potensi pendapatan melalui BUMD
sangat besar, dan kami optimis digitalisasi ini dapat memaksimalkan potensi
tersebut," jelas Eliandi.
Respon dari pedagang dan masyarakat
terus positif, meskipun ada sedikit perbedaan dalam kebiasaan.
"Awalnya kami ragu, tapi ternyata
mereka sangat antusias dengan sistem baru ini," kata Eliandi.
"Dengan 37 pasar dan sekitar
27.000 ruang dagang, sistem ini akan memastikan semuanya terdata dengan
baik."
Perumda Pasar Juara bercita-cita
menjadikan Bandung sebagai kota studi tiru dalam sistem tata kelola pasar.
Sebagai kota distribusi utama di Jawa
Barat, Bandung memerlukan informasi dan respon cepat untuk perkembangan pasar
yang pesat.
"Kami ingin pasar di Bandung
menjadi tujuan wisata bagi pengunjung dari luar kota," tutur Eliandi.
Transformasi digital ini diharapkan
tidak hanya meningkatkan efisiensi dan pendapatan, tetapi juga memperkuat
posisi Bandung sebagai kota distribusi dan tujuan wisata pasar yang inovatif
dan modern. (ziz/red).