Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

13 Kali Raih WTP, Eryani Sulam Minta Pemprov Jabar Segera Tindaklanjuti Temuan LHP BPK RI

Sabtu, 13 Juli 2024 | 22:38 WIB Last Updated 2024-07-13T15:38:37Z
Klik
Anggota KomisiV DPRD Jabar H.Eryani Sulam MSi dari Fraksi Nasdem


BANDUNG, Faktabandungraya.com,--  Anggota DPRD Jabar H. Eryani Sulam, M.Si dari Fraksi Nasdem mengapresiasi Pemerintahan Jawa Barat  kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk ke 13 kalinya dari Badan Pemeriksaan Keuangan RI.

Keberhasilan kembali meraih WTP ke-13 kalinya tentunya harus terus dipertahankan dan diterus pada tahun-tahun mendatang. Numan, terkait temuan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Ri, agar segera ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“ Sebagai anggota Dewan, saya mengapresiasi keberhasilan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Eksekutif-Legislatif) kembali meraih WTP ke 13 kalinya. Namun, dalam pemeriksaan BPK RI masih ada temuan,  untuk itu, DPRD Jabar minta Pemprov Jabar untuk segera ditindaklanjuti, hal ini penting agar kedepan tidak lagi menjadi temuan”.

Demikian dikatakan H.Eryani Sulam anggota Komisi V DPRD Jabar dari dapil Jabar XII (Kab/kota Cirebon-Kab Indramayu) ini, saat dihubungi terkait LHP BPK RI, Sabtu (13/7/2024).

Pada kesempatan kali ini, sebagai anggota Komisi V DPRD Jabar , saya menyoroti soal  Pendidikan terutama soal PPDB dan kekurangan Sekolah yang mencapai diatas seratus kecamatan belum memiliki SMA Negeri dan SMK Negeri.

“ Dampak masih cukup banyaknya kecamatan belum memiliki SMA dan SMK Negeri tentunya setiap tahun ajaran baru atau pelaksanaan PPDB, pasti ada persoalan. Untuk kedepan perlu dibentuk Satgas  dalam mengatasi permasalahan kekurangan sekolah dan penanganan PPDB”, ujarnya.

Ditambahkan politisi Nasdem Jabar ini, dalam berbagai rapat kerja Komisi V dengan mitra Dinas Pendidikan maupun TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) Jabar, Komisi V mendorong terwujudnya unit sekolah baru (USB) demi terciptanya pemerataan Pendidikan.

Namun demikian, dalam pembangunan Unit Seolah Baru kendala utamanya adalah sulit mencari lahan dan kalaupun ada harganya cukup mahal. Sehingga, hingga kini masih ada diatas kecamatan se Jabar belum memiliki SMA/SMK Negeri.    Padahal, setiap penyusunan anggaran kita setujui, alokasi anggaran untuk pembebasan lahan dan pembangunan USB, ujarnya.

Lebih lanjut Eryani mengatakan, kesulitan dalam pencarian lahan untuk USB, sementara sudah dialokasikan anggarannya, dan berakhir tidak terpakai, sehingga menjadi SILPA dan dianggarap perencanaan anggaran tidak matang. Hal ini berdampak menjadi temuan dalam LHP BPK RI.

Kedepan dalam mengatasi kekurangan sekolah SMA/SMK Negeri  dan menekan aksi ketidak puasan para orang tua calon peserta didik baru, maka Komisi V mendorong penyelenggaraan sekolah terbuka atau terintegrasi sebagai alternative sistem pembelajaran guna mendukung pemerataan Pendidikan, khusus di wilayah kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK Negeri  terutama di daerah terpencil, tandasnya. (AdiP/sein).

×
Berita Terbaru Update