OPINI Oleh : Daddy Rohanady (Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)
Drs.H. Daddy Rohanady dari Fraksi Gerindra |
Hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB) SMA/SMK 2024 tahap dua baru saja selesai diumumkan pada Senin 5
Juli 2024. Hari ini dan besok, 8-9 Juli adalah waktunya pendaftaran ulang.
PPDB memang dibagi menjadi dua tahap.
Tahap pertama merupakan "jalur zonasi dan afirmasi keluarga ekonomi tidak
mampu (KETM)". Pendaftaran tahap ini pada 3-7 Juni 2024 dan pengumuman
hasilnya dilakuan pada 19 Juni 2024.
Tahap kedua merupakan "Jalur
perpindahan tugas orang tua/anak guru, prestasi nilai rapor, dan prestasi
kejuaraan". Pendaftaran tahap ini pada 24-28 Juni 2024.
Dengan pengumuman hasil seleksi tahap
kedua, maka selesailah pula proses seleksi secara keseluruhan.
Jika melihat tahapan berikutnya yang
diumumkan SMAN 1 dan SMAN 2 Kota Cirebon, misalnya, tinggal sedikit langkah
PPDB tahun 2024.
Berikutnya masa pengenalan lingkungan
sekolah (MPLS) pada 15-17 Juli 2024. Melihat agenda yang ada, tahun ajaran baru
2024/2025 akan dimulai pada 15 Juli 2024.
Selesainya PPDB tidak berarti semua
lancar-lancar saja. PPDB 2024 ternyata masih meninggalkan banyak masalah.
Bukan rahasia lagi bahwa banyak titipan
"anggota keluarga baru" pada kartu keluarga yang letaknya berdekatan
dengan sekolah. Hal itu dilakukan karena pemberlakuan zonasi.
Hasilnya, ada penumpukan calon siswa
akibat "migrasi masal". Lingkungan seputar sekolah pun seolah-olah
berubah menjadi kompleks perumahan para calon peserta didik baru.
Penumpukan tersebut memang akibat
ketatnya penerapan jalur zonasi. Sebenarnya kebijakan jalur zonasi baik-baik
saja jika diberlakukan secara fair. Hal itu untuk mempermudah agar calon
peserta didik tidak perlu bersekolah di lokasi yang jauh.
Sayangnya, masih banyak pemikiran
tentang "sekolah favorit". Hasilnya adalah terjadinya
"migrasi" ke seputar lokasi sekolah favorit tersebut.
Mari kita lihat beberapa dugaan
kejanggalan Jalur Zonasi.
Pertama, jarak antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain ada yang hanya beberapa meter. Lantas, ada yang menyebut
dengan sindiran ekstrem: hanya berjarak
centi meter.
Bahkan, ada yang mencurigai adanya
beberapa siswa yang berlokasi sama. Inilah yang kemudian dijuluki
"kompleks perumahan baru yang dikhususkan bagi calon pendaftar PPDB".
Kedua, menggunakan perpindahan kartu
keluarga (KK) dengan membuat wali dadakan. Caranya dengan memalsukan surat
kuasa pengasuhan.
Hal itu dikarenakan dalam SOP PPDB
2024 tidak diperkenankan untuk pindah KK saja tanpa berdomisili bersama
keluarganya/orang tuanya di alamat domisili sesuai KK terbaru paling lambat 1
tahun sebelumnya.
ketiga, asal sekolah berada jauh di
luar zona. Bahkan, ada yang berasal dari luar provinsi. Namun, alamat
domisilinya berada di sekitaran sekolah tujuan.
Hal ini bertentangan dengan SOP PPDB
Jabar 2024 dan bertentangan dengan akal sehat. Seolah-olah ini menggambarkan
bahwa siswa pada saat sekolah SMP-nya setiap hari menggunakan helikopter atau
pesawat jet pribadi untuk bersekolah.
Ada pula siswa dari SMP elite, tetapi
ketika masuk ke SMA menggunakan jalur KETM. Di mana logikanya? Mana mungkin
siswa dari KETM mampu membayar biaya di sekolah elite?
Masih ada lagi yang lebih parah.
Banyak calon siswa yang diduga melakukan "cuci raport"? Oknumnya
diduga kepala sekolah dan Panitia PPDB.
Isu pun menjadi kian liar. Ada yang
diduga nyogok Rp 5 juta sampai Rp 15 juta demi anaknya diterima di sekolah yang
dituju.
Bayangkan, skor ada yang mencapai
hampir 500. Tidak aneh jika skor 440 sampai 450 pun tak lolos seleksi. Ini
diduga hasil dari nilai raport yang "disulap" menjadi lebih tinggi.
Bahkan, ada pula kasus lain seperti
ramai diberitakan. Ada yang menggunakan sertifikat tingkat internasional atau
nasional yang diduga kuat palsu adanya. Belum lagi banyak dugaan adanya oknum
sekolah yang "main mata".
Semua itu membuktikan bahwa PPDB 2024
masih karut-marut. Tampaknya butuh penyelidikan lebih serius tentang semua itu.
Sejak SD hingga kuliah, saya selalu
mendengar dan membaca berbagai referensi bahwa keajaiban dunia ada 7. Ternyata
kini tidak lagi.
Jadi, selain PPDB, ada berapa keajaiban dunia lagi yang pembaca temukan hingga hari ini?
(ini Pertama dari Lima Tulisan/ Berlanjut)