Anggota Komisi V DPRD Jabar H. Eryani Sulam,M.Si dari Fraksi Nasdem |
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan
Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud-Ristek
Anindito Aditomo, di Jakarta, Kamis (18/07/2024).
Anindito mengatakan penghapusan juruan
di tingkat Pendidikan SMA ini merupakan bagian dari implentasi Kurikulum
Merdeka yang sudah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021 lalu.
Kini, Kurukulum Merdeka sudah
diterapkan sekitarb90-95 persen disatuan Pendidikan mulai dari tingkat SD, SMP,
SMA/SMK.
Lebih lanjut Anindito mengatakan
dengan penerapan Kurikulum Merdeka dan dihapusnya jurusan di SMA, sehingga
siswa/ peserta didik bebas memilih pelajaran sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan untuk memilih studi selanjutnya atau karirnya.
Seorang siswa yang ingin kuliah Teknik
bisa menggunakan jam pelajaran tingkat lanjut Matematika dan IPA tanpa harus
mengambil matapelajaran Biolagi. Sedangkan siswa yang ingin melanjutkan kuliah
di Kedokteran, biasa mengambil mata pelajaran Biologi dan Kimia tanpa harus
mengambil matapelajaran Matematika tingkat lanjut, ujar Anindito.
Selain itu, penghapusan jurusan juga
menghilangkan diskrimisasi terhadapa siswa non IPA, sehingga semua lulusan SMA
dapat melamar ke semua Program Pendidikan (Prodi) di Perguruan Tinggi, tanpa
dibatasi oleh jurusan ketika di SMA/SMK, katanya.
Sementara itu ditempat terpisah,
Anggota Komisi V DPRD Jabar, H. Eryani Sulam dari Fraksi Nasdem menangapi kabar
dihapusnya juruan IPA, IPS dan Bahasa di SMA mengatakan, dirinya baru mendengar
dari media.
Namun, tentunya kalau memang pemerintah
melalui Kemendikbud Ristek sudah
menghapus jurusan di SMA tentunya perlu disikapi, terutama terkait penerapan
Kurikulum Merdeka.
Komisi V DPRD Jabar, tentunya akan
melakukan rapat kerja segera dengan Dinas Pendidikan Jabar, untuk mengetahui sejauh mana kebijakan yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan
(BSKAP) Kemendikbud-Ristek terkait penghapusan juruan di SMA.
“Penghapusan juruan di SMA !!, Ya,
kita akan segera menggelar raker dengan Disdik Jabar, mumpung tahun ajaran baru,
baru dimulai”, ujar Eryani Sulam saat dimintai tanggapannya, Kamis (18/7/2024).
Dikatakan, kebijakan yang dikeluarkan
oleh Kemendikbud-Ristek, Nadiem Anwar Makarim, menjelang akan berakhirnya masa
pemerintahan Presiden Jokowi, jangan sampai tidak sejalan dengan kebijakan
Presiden terplilih (Prabowo-Gibran).
“Ya, jangan sampailah, ganti pemerintahan
ganti kebijakan terutama penerapan kurikulum Pendidikan mulai dari tingkat SD,
SMP dan SMA/SMK”, tandasnya. (AdiP/sein).