Anggota Komisi II DPRD Jabar Tia Fitriani dari Fraksi Nasdem |
Komisi II DPRD Jabar melalui anggota
diwilayah daerah pemilihan masing-masing akan terus mengawal dan mengawasi
keberadaan lahan hutan yang kritis tersebut.
Peran serta dan keterlibatan semua
pihak memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga kelestarian hutan dan
bukan hanya memanfaatkannya saja tanpa mempedulikan konservasi dan pemulihan
hutan.
Anggota Komisi II DPRD Provinsi Jawa
Barat Tia Fitriani dalam pembahasan KUAPPAS Tahun Anggaran 2025 mengatakan, program-program
dari kementerian kehutanan dan dinas perhutanan di Jabar yang salah satunya
upaya mitigasi bencana melalui program penyediaan bibit tanaman untuk dilakukan
reboisasi di semua lahan kritis hutan di Jawa Barat harus didukung sepenuhnya.
Selain itu, pembibitan tersebut
dimaksudkan agar penerima manfaatnya tepat sasaran dimana saja lokasi yang
memang benar-benar membutuhkan bantuan pembibitan yang diperuntukan serapan air
dikawasan lahan kritis tersebut.
“Masalah lahan kritis ini diibaratkan
bola salju yang terus membesar, jika kita memang tidak peduli dengan kondisi
lahan kritis saat ini, apalagi di daerah yang kondisi tanahnya labil. Kan
masyarakat juga yang terkena dampaknya”.
Demikian dikatakan, Tia Fitriani seusai mengikuti rapat di UPTD
Sertifikasi PerbenihanTanaman Hutan, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu
(17/7/2024).
Tia mencontohkan, di Kabupaten Bandung
banyak lahan yang beralih fungsi yang dimanfaatkan masyarakat secara massif
untuk perkebunan tanaman sayuran yang jelas-jelas jenis tanaman sayuran tidak
akan bisa menahan resapan air ketika curah hujannya tinggi dan menyebabkan
daerah di bawahnya menjadi terendam atau terjadi banjir.
“Ketinggian tertentu berubah menjadi
lahan sayuran, dan itu menjadi salah satu penyebab Kawasan di dataran rendahnya
menjadi terendam banjir,” kata Tia.
Lebih lanjut Tia mengatakan, Komisi II
DPRD Jabar Jabar mendorong ada terobosan
dalam pemanfaatan lahan tersebut agar tidak secara massif pengelolaan untuk
tanaman sayuran semata. Tetapi ada pembibitan tanaman keras atau tanaman hutan
yang mampu meresap air curah hujannya cukup baik.
Selain itu, misalnya masyarakat yang
mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa tanaman buah-buahan yang memiliki
waktu panen relative singkat dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Dengan kata lain, masyarakat juga
harus berperan aktif untuk menjaga kelestarian hutan dengan mengikuti program
pembibitan tanaman buah ini, hasilnya untuk masyarakat petani tetapi kelestarian
hutannya juga terjaga dengan baik,” pungkas Tia. (adv/sein).